Tentang CT-Scan
Seiring dengan era globalisasi yang
akan kita hadapi, diperlukan motivasi untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada agar mampu bersaing di era perdagangan
bebas. Berdasarkan kenyataan tersebut maka masih diperlukan SDM yang
berkualitas tinggi dibidangnya masing-masing. Untuk itu dilakukanlah berbagai
pelatihan maupun kegiatan lain guna meningkatkan kualitas SDM yang ada.
Peningkatan kualitas SDM ini
meliputi berbagai bidang termasuk dalam bidang kesehatan. Dalam bidang
kesehatan sangat diperlukan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
serta SDM berkualitas guna mengimbangi perkembangan penyakit yang semakin
kompleks. Peningkatan kualitas SDM serta teknologi modern terjadi juga dalam
bidang Radiologi.
Radiologi merupakan salah satu
bidang dalam ilmu kesehatan yang ikut berperan penting dalam menentukan dan
menegakkan diagnosa sehingga dapat ditentukan tindakan yang tepat dan cepat
dalam upaya penyembuhan. Pelayanan kesehatan pada bidang radiologi juga
membutuhkan tenaga kesehatan yang berkualitas. Politeknik Kesehatan Jakarta II
Jurusan T. Radiodiagnostik dan Radioterapi sebagai institusi pendidikan yang
bertanggungjawab pada masalah ini berupaya menyiapkan tenaga-tenaga kesehatan
yang berkualitas sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan kesehatan dibidang
radiologi.
Kemajuan dibidang radiologi diikuti
dengan kemajuan alat-alat radiologi bila dahulu hanya kita kenal pengambilan
gambar dengan teknik radiografi konvensional sekarang sudah digunakan
pencitraan dengan bantuan komputer diantaranya CT-Scan, MRI, SPECT, PET dan CR.
Dengan kemajuan ini memudahkan Radiolog untuk mendiagnosa jenis penyakit yang diderita
pasien. Tetapi disini kami hanya ingin menjelaskan lebih dalam tentang CT-Scan.
A. SEJARAH DAN PRINSIP DASAR CT-SCAN
Pengenalan penggunaan komputer pada
bidang radiologi di mulai dua dekade terakhir pada tahun 1955. K. C. Tsien
menggunakan komputer untuk menentukan dengan cepat dan akurat perhitungan dosis
radiasi pada pasien yang terkena kanker. Jadi bukan hanya dibidang matematika
tetapi juga berhasil dibuktikan penggunaan komputer pada bidang kesehatan.
Sekarang aplikasi komputer pada
bidang radiologi mulai dari penyimpanan data pasien secara otomatis dan juga
laporan radiologi. Untuk beberapa masalah yang sulit pada penggambaran.
Penerapan gambaran mencakup gambaran diagnosa, analisis gambar secara otomatis
dan Computed Tomography. Computed Tomography adalah jenis penggambaran terbaru
yang dikembangkan pada tahun 1969 oleh Godfrey N. Hounsfield dari EMI.
Pada tahun 1967 Hounsfield meneliti sebuah
teknik penggambaran dan kemudian menarik
kesimpulan bahwa jika berkas sinar X yang menembus tubuh dari semua arah dan
dilakukan pengukuran dari semua transmisi yang di bentuk oleh sinar X ini
memungkinkan untuk mendapatkan informasi tentang struktur dalam tubuh.
Konsep dasar dari CT-Scan,
matematika dapat dipelajari kembali perkembangannya. Sejarah dari teknik
penggambaran ini dimulai dari tahun 1917. Dibawah ini menunjukkan ringkasan
dari perjalanan CT- Scan.
1917
Radon Konsep dasar dari tomografi yang
menggunakan konsep dasar matematika.
1956 Bracewell Dilakukan
praktik penggambaran pertama kali.
1961-1963 Oldendorf, Kuhl, Menggunakan
teknik penggambaran Edward, and Cormack pada bidang
kesehatan.
1967 Hounsfield
Dikerjakan pada
teknik rekontruksi.
1967-
1970 Hounsfield Pengembangan penggunaan CT
kepala pertama kali.
1971
Atkinson- Morley Klinik Pengobatan pertama yang
hospital
(England) menggunakan CT kepala.
1972 Hounsfield
dan Publikasi pertama CT pada
British Ambrose Institut of Radiology
1973 Mayo klinik( US) CT kepala pertama kali digunakan.
1974 Ledley (US) Pengenalan CT Scan seluruh
tubuh.
1975 RS Nortshwich Park, Pemasangan prototipe CT general
Institut
Radiology purpose
Malline
Kordt dan Klinik
Mayo,
USA
1979
Sir
Odfrey Newbold Menerima Nobel bidang
Fisika
Hounsfield
kedokteran melalui presentasi
Teknik CT Scan
1985
RSCM
dan RSPAD, CT Scan hadir pertama kali
Indonesia
1995 Indonesia CT Scan bertambah 10 buah
setelah
±
10 tahun menjadi 20 buah
2000 Indonesia CT helical berkembang
mencapai
10
buah
2001 Indonesia Jumlah CT Scan dan Helical
±
70 buah
Dan perkembangan
dalam bidang CT Scan terus mengalami kemajuan dari hanya scanning kepala ( head scanning ) menjadi scanning
seluruh tubuh ( whole body scanning ). Untuk pergerakan tabung sinar X dan
detektor CT Scan mengalami perkembangan, yaitu:
- Translate- Rotate Scanner, dimana tabung sinar X dan detektor berpindah menurut garis melintangi pasien dan perputarannya tabung sinar X 1 derajat dan rotasi detektor sampai 180 derajat.
- Translete- Rotate Scanner dengan fan beam, yaitu scaner yang memiliki tabung sinar X yang memancarkan berkas sinar berbentuk seperti kipas. Ia mempunyai multiple detektor hingga 50 buah dan tabung sinar X dapat berotasi 3-10 derajat. Pesawat ini hanya digunakan untuk pemeriksaan kepala.
- Rotate-Only Scanner yang memiliki tabung sinar X dan detektor yang berotasi mengelilingi pasien. Berkas sinarnya berbentuk fan beam, detektornya terbuat dari xenon yang terdapat 200-700. Tabung sinar X dapat berotasi 30-90 derajat dan detektor dapat berotasi 360 derajat.
- Rotate-Stationary System, yang merupakan scanner dengan tabung sinar X yang berotasi tapi detektornya tidak bergerak (statis) karena dipasang diseluruh gantry secara melingkar.
- Elektronik Motion Scanner, terdiri dari:
e.1. Pesawat
CT- Spiral, sumber sinar X
nya berotasi secara kontinyu dengan pasien bertranslasi melalui berkas sinar X.
Dimana meja pemeriksaan pasien bergerak maju selama tabung sinar-x berotasi.
Atenuasi sinar X yang melalui obyek ditangkap detektor yang kemudian ditransfer
ke komputer.
e.2. CT- Multi Slice, CT-Scan multi slice
menggabungkan dua bahkan lebih detektor array yang berdampingan sehingga dapat
menghasilkan dua atau lebih gambaran secara simulan ( dalam waktu yang
bersamaan). CT- Scan multi slice pada dasarnya menggunakan teknik CT- Spiral. Rotasi
tabung sinar-x dan detektor mengelilingi pasien selesai dalam waktu kurang dari
satu detik. Dapat dilakukan rekonstruksi gambaran dalam bentuk tiga dimensi (
3D).
Prinsip Dasar
CT-Scan
Computer Tomography Scanner (CT Scanner) yang juga dikenal dengan
nama Computerized Axial Tomography
(CAT), Computerized Aided Tomography (CAT),
Computerized Transverse Axial Tomography (CTAT),
Recontructive Tomography (RT) dan Computed Transmission Tomography (CTT)
merupakan teknik pengambilan gambar dari suatu obyek secara sectional axial dimana berkas sinar
mengitari obyek. Adapun sinar X yang mengalami atenuasi, setelah menembus obyek
diteruskan ke detektor yang sifatnya sangat sensitif dalam menangkap perbedaan
atenuasi dari sinar X kemudian signal-signal elektron tersebut diperkuat oleh Photomultiplier
Tube sinar X dan diubah menjadi signal-signal elektron. Data dalam bentuk
signal-signal elektron diubah kedalam bentuk digital oleh Analog to Digital Converter, kemudian Data Acquistion System (DAS) melakukan pengolahan data dalam bentuk
data-data digital atau numerik. Data-data inilah yang merupakan informasi komputer
dengan rumus matematika atau algorithm direkontruksikan dan hasil rekonstruksi
tersebut ditampilkan pada layar TV Monitor berupa irisan tomografi dari obyek
yang dikehendaki yaitu dalam bentuk gray
scale image yaitu suatu skala dari hitam ke putih. Pada CT Scanner
mempunyai koefisien atenuasi linear yang mutlak dari suatu jaringan yang
diamati, yaitu berupa CT Number, tulang memiliki nilai besaran CT Number yang
tertinggi yaitu sebesar 1000 HU (Housefield Unit), udara mempunyai nilai yang
terendah yaitu -1000 HU (Housefield Unit). Sebagai standar, digunakan air yang
mempunyai nilai 0 (nol) HU (Housfield Unit).
Nilai diatas merupakan nilai pada pesawat CT yang memiliki faktor
pembesaran konstan 1000. untuk memperjelas suatu struktur yang satu dengan
struktur yang lainnya yang mempunyai nilai perbedaan koefisien atenuasi kurang
dari 10 % maka dapat digunakan window
width untuk memperoleh rentang yang lebih luas.
B. STRUKTUR KOMPONEN CT-SCAN
Komponen-komponen pada CT-Scan adalah :
1 . Meja Pemeriksaan
2 . Gantry
3 . Operator Console
4 . Komputer
1. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat
pasien diposisikan untuk dilakukan pemeriksaan CT-Scan, bentuknya kurva dan
terbuat dari Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu
slice selesai, maka meja akan bergeser sesuai ketebalan irisan (slice thickness). Meja pemeriksaan
terletak dipertengahan gantry dengan posisi horizontal dan
dapat digerakkan maju, mundur, naik dan turun dengan cara menekan tombol (↔) untuk
maju-mundur atau ( ↕ ) untuk naik-turun.
(
Gambar Meja Pemeriksaan )
2. Gantry
Gantry, merupakan komponen pesawat CT-Scan yang didalamnya terdapat
tabung sinar X, kolimator, detector, DAS (Data Acquisition System), dan lampu
indikator untuk sentrasi. Pada
gantry ini juga dilengkapi dengan
indikator data digital yang memberi informasi tentang ketinggian meja
pemeriksaan, posisi objek dan kemiringan gantry.
Pada pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar X
dan detektor letaknya selalu berhadapan di dalam gantry yang kemudian akan berputar mengelilingi objek yang akan
dilakukan scanning.
Bila dijelaskan secara
deskriptif gantry seperti cincin atau
lingkaran yang ditengahnya terdapat lubang dan meja pemeriksaan tempat
meletakkan pasien dapat keluar atau masuk kedalam lubang tersebut. Sedangkan
detektor berada di dalam gantry yang
letaknya melingkar mengikuti bentuk gantry
dan tabung sinar X letaknya selalu berhadapan dengan detektor dan bergerak
secara melingkar sebesar 360 derajat.
a. Tabung
sinar X
Tabung
sinar X berfungsi sebagai pembangkit sinar X harus memiliki karakteristk tertentu diantaranya:
a.1 Sangat dianjurkan penggunaan anoda putar.
a.2 Mampu bekerja pada tegangan tinggi diatas 100
kV
a.3
Menggunakan ukuran focal spot ukuran kecil 10,6 mm² - 1,2 mm².
a.4 Idealnya berkas radiasi bersifat homogen. Agar rekontruksi gambaran lebih
akurat dan mudah.
a.5 Anode Heat Strorage Capacity (700.000 Heat Unit -2000.000 Heat Unit).
a.6 Tahan terhadap
goncangan/shock proof.
a.7 Mampu bekerja pada
tegangan di atas 100 kV.
b. Kolimator
Pada pesawat
CT-Scan, umumnya terdapat dua buah kolimator, yaitu :
b.1 Kolimator pada rumah tabung sinar X (fan beam), yang fungsinya untuk :
mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas lapangan penyinaran dan
mengurangi bayangan penumbra dengan adanya focal spot kecil.
b.2 Kolimator pada detektor, yang fungsinya
adalah untuk : pangarah radiasi menuju ke detektor, pengontrol radiasi hamburan
dan menentukan ketebalan lapisan (slice
thickness).
c. Detector dan DAS
(Data Acquisition System)
Setelah
sinar X menembus objek, maka akan diterima oleh detektor yang selajutnya
dilakukan proses pengolahan data oleh DAS. Adapun fungsi detektor dan DAS
secara garis besar adalah :
c.1 menangkap
sinar X yang telah menembus objek (sinar X yang telah teratenuasi)
c.2 mengubah sinar X dalam bentuk cahaya tampak
c.3 mengubah cahaya tampak menjadi signal-signal
elektron
c.4 mengubah signal tersebut ke dalam data digital.
3. Operator
Console
Merupakan pusat semua kegiatan
scanning atau pengoperasian sistem secara umum serta berfungsi merekonstruksi
hasil gambaran sesuai kebutuhan.
a. Sistem Kontrol
Digunakan untuk menjalankan unit CT Scan,
mengontrol kV, mA, waktu scanning, ketebalan irisan, dan pengaturan parameter. Sistem
Kontrol ini juga berperan penting pada saat dilakukan pemanasan tabung sinar X.
Sistem kontrol terdiri dari generator sinar X bertegangan tinggi/high voltage
transformer, RARC (Rapid Accelerator Rotor Controller) dan X-ray tube
indicator.
b. Printer Gambar
Merupakan alat pencetak film CT Scan
c. Archiving
Adalah komponen yang berfungsi untuk
menyimpan data-data pasien yang sewaktu-waktu dapat dibuka kembali.
4. Komputer
Merupakan pengendali dari semua instrumen pada CT-Scan, berfungsi untuk
melakukan proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan data, menampilkan
(display) gambar serta menganalisa gambar.
Adapun elemen-elemen
pada komputer adalah sebagai berikut :
a. Input device
Adalah unit yang menterjemahkan data-data dari luar ke dalam
bahasa komputer sehingga dapat menjalankan program atau instruksi.
b. CPU (Central Processing Unit)
Merupakan pusat pengolahan dan pengontrolan dari keseluruhan
sistem komputer yang sedang bekerja. Terdiri atas :
b.1 ALU (Arithmetric
Logic Unit) yang melaksanakan proses berupa arithmetric
operation seperti penambahan, pengurangan, pembagian serta perkalian
b.2 Control Unit yang berfungsi mengontrol keseluruhan sistem komputer
dalam melakukan pengolahan data
b.3 Memory unit yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data ataupun
yang sedang dikerjakan.
b.4 Operator Terminal merupakan pusat dari
semua kegiatan scanning, patient file
manipulation, serta fungsi pengoperasian sistim secara umum(mengatur file
pasien, memasukan data-data pasien, nama, umur,dll).
b.5 System Display Console (SDC), digunakan untuk
menampilkan suatu gambaran hasil scanning dan memanipulasinya sehingga
memperoleh informasi yang diinginkan.
b.6 Operator Display Console (ODC), merupakan
kombinasi antara Operator Terminal dan SDC. Alat ini disamping sebagai pusat
kegiatan scanning juga dapat memanipulasi hasil gambaran sesuai yang kita
kehendaki.
b.7 Peralatan 3-Dimensi Software/CSI-3D, software ini dipergunakan untuk
memperoleh gambaran dari obyek yang diinginkan berupa gambaran 3 dimensi.
c. Output device
Digunakan
untuk menampilkan hasil program atau instruksi sehingga dapat dengan mudah
dilihat oleh personil yang mengoperasikannya, misalnya CRT (Cathoda Ray Tube).
c.1 Layar TV monitor
Berfungsi sebagai alat untuk menampilkan
gambar dari objek yang diperiksa serta menampilkan instruksi-instruksi atau
program yang diberikan.
c.2 Image recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja
dari komputer ketika melakukan scanning,
rekonstruksi dan menampilkan gambar. Jenisnya :
c.2.1 Magnetik tape
Yang terbuat dari dasar plastik yang dilapisi
oksida besi atau partikel-partikel metalik lainnya. Pita ini berfungsi untuk
merekam data dari objek, yang hasilnya dapat kita lihat pada layar monitor
c.2.2 Magnetic disc
Berfungsi untuk menyimpan sementara dari data
atau gambaran, apabila gambaran akan ditampilkan dan diproses. Magnetic disc dapat menyimpan dan
mengirim data dengan cepat. Bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan
ferromagnetic. Kapasitas memorinya sangat besar.
c.2.3 Floppy disc
Biasa disebut dengan disket, merupakan
modifikasi dari magnetic disk, bentuknya
kecil, tipis, dan fleksibel atau lentur. Floppy
disk mudah dibawa dan disimpan. Kapasitas memorinya relatif kecil.
c.3 Multiformat camera
Digunakan
untuk memperoleh gambaran permanen pada film. Pada satu film dapat dihasilkan 9
frame atau 9 gambar.
C. GENERASI CT-SCAN
Perkembangan CT Scane umunya dilihat dari
perkembangan yang terjadi pada sistem scaningnya. Hingga kini perkembangan sistem
yang terjadi di dunia CT Scan sudah sampai pada generasi ke lima yang sedang
tahap pengembangan lebih lanjut yaitu CT dengan spiral. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran tabel.
1. Generasi pertama ( Generasi I )
a. Dikembangkan pada tahun 1977 oleh EMI.
b.
Pergerakan
tabung sinar X dan detektor translasi dan rotasi (Translate – Rotate Scanners).
c.
Tabung
sinar X memancarkan berkas sinar kecil
(2 x 13 mm) yang disebut Pencil Beam.
d.
Masih
menggunakan Detektor tunggal yang berbahan kristal Sodium Iodide ( NaI ).
e.
Tabung
sinar X dapat berotasi 1 derajat.
f.
Pergerakan
rotasi detektor 180 derajat mengelilingi pasien.
g.
Waktu
scanning 5 menit perslice.
h.
Menggunakan
water bath selama pemeriksaan.
i.
Dipergunakan
hanya untuk pemeriksaan kepala.
2. Generasi kedua (Generasi II)
a. Pergerakan tabung sinar X dan detektor
translasi dan rotasi (translate-rotate scanner)
b. Tabung sinar X memancarkan berkas sinar
yang berbentuk seperti kipas tipis tetapi lebar yang disebut Fan Beam.
c. Sudah menggunakan Multiple detektor
(detector array) yang berjumlah hingga 50 detektor.
d. Multiple detektornya terbuat dari kristal
sodium iodide.
e. Tabung sinar X berotasi 3-10 derajat,
detektor dapat berotasi 180 derajat.
f. Waktu scanning 2,5 menit – 12 detik
perslice, ada juga yang mengatakan 20 detik percitra.
g. Sudah tidak perlu menggunakan water bath selama
pemeriksaan.
h. Masih digunakan untuk pemeriksaan kepala.
3. Generasi ketiga ( 1975 ) (Generasi III)
a. Pergerakan tabung sinar X dan detektor rotasi mengelilingi
pasien (Rotate-only Scanner)
b. Berkas sinar X berbentuk fan beam
c. Detektor terbuat dari gas xenon dan
berjumlah 200- 700 detektor
d. Tabung sinar X dapat berotasi 30 – 90
derajat, detektor dapat berotasi 360 derajat.
e. Waktu scanning 5 – 3 detik per slice.
4. Generasi keempat (
1975 fast scan )
a. Pergerakan tabung sinar X dan detektor
Rotate Stasionary System dimana tabung sinar X berotasi 360 derajat sedangkan
detektor tidak bergerak karena dipasang di seluruh gantry secara melingkar.
b. Berkas sinar X fan beam
dan divergen
c.
Jumlah
detektor 600-2000 buah yang terbuat dari kristal Bishmuth Germanium Oxide ( BGO
) dan kristal Cesium Iodide.
d.
Dilengkapi citra 3 dimensi..
5. Generasi kelima (
Generasi V )
Electronic Motion Scanners,
terdiri dari :
a.. Pesawat
CT- Spiral, sumber sinar X
nya berotasi secara kontinyu dengan pasien bertranslasi melalui berkas sinar X.
Dimana meja pemeriksaan pasien bergerak maju selama tabung sinar X berotasi.
Atenuasi sinar X yang melalui obyek di tangkap detektor yang kemudian
ditransfer ke komputer.
b.. CT- Multi Slice, CT-Scan multi slice
menggabungkan dua bahkan lebih detektor
array yang berdampingan sehingga dapat menghasilkan dua atau lebih gambaran
secara simulan ( dalam waktu yang bersamaan). CT- Scan multi slice pada
dasarnya menggunakan teknik CT- Spiral. Rotasi tabung sinar X dan detektor
mengelilingi pasien selesai dalam waktu kurang dari satu detik. Dapat dilakukan
rekonstruksi gambaran dalam bentuk tiga dimensi ( 3D).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar