PERUBAHAN PERILAKU MENURUT :
ROBERT KWICK
Perubahan perilaku merupakan hal yang terpenting untuk membentuk
kepribadian seseorang. Bentuk-bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi,
sesuai dengan konsep yang digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap
perilaku.
Robert Kwick (1974) seorang ahli dalam pemahamannya terhadap
perilaku menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Robert Kwick
memaparkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
seseorang dari berbagai sisi kehidupan masyarakat
Robert Kwick menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat di pelajari,
dapat dilaksanakan langsung secara praktik dan melalui tahapan proses belajar.
Perilaku dapat dilihat dari segi kehidupan sehari – hari dan sikap mempengaruhi
terbentuknya perilaku. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya
suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu
cara yang menyatakan adanya tanda – tanda untuk menyenangi atau tidak
menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia
sedangkan perilaku hanyalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan tetapi sikap mempengaruhi perilaku seseorang.
Di dalam proses pembentukan atau perubahan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor intern dan faktor ekstern individu itu
sendiri. Faktor – faktor tersebut antara lain susunan saraf pusat, persepsi,
motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan, dan sebagai nya. Susunan saraf
pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia, karena merupakan sebuah
bentuk perpindahan dari rangsangan yang masuk menjadi perbuatan atau tindakan.
Perubahan – perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat di
ketahui melalui persepsi
– persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan
melalui panca indera. Setiap
orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun mengamati
terhadap objek yang
sama. Motivasi yang di artikan sebagai suatu dorongan untuk
bertindak mencapai tujuan
juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku. Perilaku juga
dapat timbul karena emosi.
Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi Berhubungan erat
dengan keadaan jasmani,
yang pada hakikatnya merupakan faktor keturunan.
•Faktor – Faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku
dibedakan menjadi
dua, yakni faktor intern dan ekstern.
• Faktor intern mencakup :
•Pengetahuan segala sesuatu yang diketahui, semakin banyak
pengetahuan yang di
miliki maka semakin besar kemungkinan merubah suatu
perilaku.
•Kecerdasan mempengaruhi kita dalam berperilaku
dimasyarakat.
•Persepsi
•Emosi luapan perasaan yang berkembang dan surut di waktu
singkat. Contohnya
kegembiraan, kesedihan, keharuan dan kecintaan.
•Motivasi
•Faktor intern tersebut berfungsi untuk mengolah rangsangan
dari luar sedangkan
faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar baik fisik
maupun non fisik, seperti :
–Iklim
–Manusia
–Sosial ekonomi
–Kebudayaan dan lain – lain.
•Di lihat secara umum perilaku merupakan respon individu
terhadap suatu stimulus
atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi spesifik, durasi
dan tujuan baik di sadari maupun yang tidak di sadari.
•Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah
tindakan atau perbuatan
suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat
dipelajari. Dalam proses
pembentukan atau perubahan perilaku di pengaruhi oleh
beberapa faktor, baik
faktor intern maupun ekstern demi tercapainya suatu tujuan hidup
yang di
inginkan. Karena perubahan perilaku memerlukan suatu proses
belajar menuju
kesempurnaan. Sehingga disini dapat kita lihat berdasarkan
uraian dan
penjelasannya perilaku sebuah kunci perubahan yang
mempengaruhi daya pikir
seseorang dalam berperilaku.
P
BANDURA
ROLE-MODEL
•
Kebanyakan
perilaku seseorang adalah kesan
daripada pengaruh model.
•
Ini
terjadi melalui apa yang disebut dengan Role-Model
atau model peranan.
•
Dua
tempo model yang berpengaruh kepada diri
individu ;
-
Tempo remaja
-
Tempo krisis pertengahan usia (40 thn).
Pengaruh
tingkah laku model terhadap tingkah laku peniru dibedakan menjadi 3 macam :
1. Efek Modeling (Modeling Effect)
2. Efek Menghambat (Inhibition Effect) dan Menghapus Hambatan (Disinhibition)
3. Efek Kemudahan (Facilitation Efeect)
Usulan Bandura
dalam mengembangkan starategi proses pembelajaran :
1. Analisis tingkah laku yang akan
dijadikan model.
2. Tetapkan fungsi nilai dari tingkah
laku dan pilihlah tingkah laku tersebut sebagai
model.
3. Pegembangan sekuen instruksional
4. Implementasi pengajaran untuk
menuntut proses kognitif dan motor skill.
Proses Kognitif
-
Tampilkan model.
-
Beri kesempatan kepada pembelajar untuk membuat intisari atau summary.
-
Beri kesempatan
pembelajar untuk berpartisipasi secara
aktif.
-
Beri kesempatan
pembelajar untuk membuat generalisasi
ke berbagai situasi.
Motor Skill
-
Hadirkan model.
-
Beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secara simbolik.
-
Beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan umpan balik visual.
Dari uraian tentang
teori belajar sosial, dapat disimpulkan sbb :
1. Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan
mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang
meliputi proses-proses kognitif belajar
2. Komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku,
konsekuensi-konsekuensi terhadap model dan proses-proses kognitif pembelajar.
3. Hasil belajar berupa kode-kode visual dan verbal yang yang mungkin dapat
dimunculkan kembali atau tidak (Retrievel).
4. Dalam perencanaan pembelajaran skill yang kompleks, disamping
pembelajaran-pembelajaran komponen-komponen skill itu sendiri, perlu
ditumbuhkan ”Sense of efficacy dan self regulatory” pembelajar.
5. Dalam
proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang cukup untuk
latihan secara mental sebelum latihan fisik, dan ”reinforcement” dan hindari
punishment yang tidak perlu.
Benjamin Bloom (1908)
seorang ahli psikologi pendidikan membagi
perilaku kedalam 3 domain ( ranah / kawasan )
yaitu :
n Ranah kognitif ( cognitive domain )
n Ranah afektif ( affective domain )
n Ranah Psikomotor ( psycomotor domain )
Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
Domain Kognitif meliputi:
1.1 Pengetahuan (Knowledge)
1.2 Pemahaman (Comprehension)
1.3 Aplikasi (Application)
1.4 Analisis (Analysis)
1.5 Sintesis (Synthesis)
1.6 Evaluasi (Evaluation)
Domain Kognitif meliputi:
1.1 Pengetahuan (Knowledge)
1.2 Pemahaman (Comprehension)
1.3 Aplikasi (Application)
1.4 Analisis (Analysis)
1.5 Sintesis (Synthesis)
1.6 Evaluasi (Evaluation)
Affective Domain
(Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,seperti minat,
sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
Domain Afektif meliputi :
Domain Afektif meliputi :
2.1 Penerimaan (Receiving/Attending)
2.2 Tanggapan (Responding)
2.3 Penghargaan (Valuing)
2.4 Pengorganisasian Organization)
2.5 Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai. (Characterization by a Value or Value Complex)
Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Domain Psikomotor meliputi :
o 3.1 Persepsi (Perception)
o 3.2 Kesiapan (Set)
o 3.3 Guided Response (Respon Terpimpin)
o 3.4 Mekanisme (Mechanism)
o 3.5 Repon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
o 3.6 Penyesuaian (Adaptation)
o 3.7 Penciptaan (Origination)
Domain Psikomotor meliputi :
o 3.1 Persepsi (Perception)
o 3.2 Kesiapan (Set)
o 3.3 Guided Response (Respon Terpimpin)
o 3.4 Mekanisme (Mechanism)
o 3.5 Repon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
o 3.6 Penyesuaian (Adaptation)
o 3.7 Penciptaan (Origination)
para ahli pendidikan tiga domain ini
diukur dari :
l
Pengetahuan peserta didik terhadap materi
pendidikan yang diberikan ( knowledge )
l
Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap
materi pendidikan ( attitude )
l
Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta
didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diterima ( practice )
Menurut Fishbein,
sikap adalah pengumpulan
informasi tentang sasaran,objek,situasi atau pengalaman dalam kecenderungan
untuk melakukan perbuatan positif atau negatif terhadap beberapa objek.
ciri-ciri:
•
1.Setiap kata memiliki arti tersendiri sehingga tidak akan terjadi
kesalahpahaman dalam memprediksikan suatu tindakan.
•
•
2.Memproses informasi dengan cara sistematis sehingga akan
membentuk sebuah pengertian dan argumentasi(pendapat)
proses:
•
Pandangan Fishbein pada sikap dapat dipecahkan kedalam 3 teorinya:
•
1.Teori pengintegrasian dan informasi,yang memusatkan
bagaimana kita menghimpun dan mengorganisir informasi.
2.Teori detik,teori penilaian dari suatu harapan.
3.Teori tindakan beralasan,tindakan yang mana seseorang
percaya kepada kita apabila tindakan kita masuk akal dan berdasarkan evaluasi
informasi yang sistematis.
•
Fishbein memberi kita suatu definisi perilaku dan sikap sehingga
menghindari kerancuan tentang teori yang lampau.
•
•
Fishbein menetapkan dasar studi perilaku dan sikap yang seragam.
•
Fishbein mencari-cari suatu cara untuk tidak hanya
memprediksikan perilaku seseorang,tetapi untuk memahami hubungannya dengan
sikap.
Perilaku dari
pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme
yang bersangkutan. Pada hakikatnya perilku manusia
adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Sehingga perilaku mempunyai
bentang yang sangat luas, mencakup : berjalan, berbicara, berinyeraksi,
berpakaian, dll. Bahkan kegiatan internal
(internal activity) seperti berpikir, berpersepsi, dan emosi juga merupakan
perilaku manusia. Untuk kepentingan analisa dapat dikatakan, bahwa perilaku
adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara
langsung ataupun tidak langsung.
Perilaku dari
pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme
yang bersangkutan. Pada hakikatnya perilku
manusia adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri. Sehingga perilaku
mempunyai bentang yang sangat luas, mencakup : berjalan, berbicara,
berinyeraksi, berpakaian, dll. Bahkan kegiatan
internal (internal activity) seperti berpikir, berpersepsi, dan emosi juga
merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan analisa dapat dikatakan, bahwa
perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati
secara langsung ataupun tidak langsung.
Hochbaum mengeluarkan
pendapat tentang perubahan perilaku. Yang dikenal dengan teori ”Health belief
Model” (1958). Teori health belief model dikembangkan pada tahun 1950an dan
atas partisipasi masyarakat pada program dideteksi dini tuberculosis. Analisis
terhadap berbagai faktor yang mempengaruhui partisipasi masyarakat pada program
tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku health belief model
didasarkan atas
n
Berdasarkan 3 faktor esensial
n
Kesiapakan individu untuk
mengubah perilakunya dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil
resiko kesehatan.
n
Adanya dorongan dalam
lingkungan indivudu yang membuatnya merubah perilak
n
Perilaku
itu sendiri
Dengan teori health belief
model juga menyebutkan seseorang itu akan berprilaku tergantung dari :
n
Percaya bahwa mereka
rentan terhadap masalah kesehatan tertentu.
n
Menganggap bahwa
suatu masala itu serius.
n
Meyakini
efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan.
n
Tidak mahal.
n
Menerima anjuran
untuk mengambil tindakan kesehatan.
Contoh
Pada seseorang yang merasakan dirinya tidak enak badan maka ia harus siap
untuk merubah perilakunya agar penyakit itu tidak semakin berbahaya, dengan
mendapat dorongan pula dari lingkungan sekitarnya lalu timbullah rasa yakin
dalam dirinya yang kemudian akan marubah perilaku mereka.
Menurut Katz (1960)
perilaku
dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Teori ini
berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individual itu tergantung kepada
keutuhan, Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan
perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks
kebutuhan orang tersebut. Katz berasumsi bahwa:
1. Perilaku
itu memiliki fungsi instrumental
2.Perilaku
berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti
3.Perilaku
dapat berfungsi sebagai ’defence macanism’ atau sebagai pertahanan diri
dalam
manghadapi lingkungannya
4.Perilaku
berfungsi sebagai nilai ekspresif daridiri seseorang dalam menjawab suatu
situasi.
Teori ini
berkeyakinan bahwa perilaku itu mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia luar
individu, dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannnya menurut
kebutuhannnya. Oleh sebab itu, didalam kehidupan manusia, perilaku itu tampak
terus-menerus dan berubah secara relatif.
KELMAN
Teori
pengaruh Sosial Kelman mensyaratkan bahwa pelekatan psikologis (untuk prilaku
tertentu) adalah konstruk dari kepentingan. Oleh karena itu, komitmen pemakai
digunakan sebagai pelekatan psikologis untuk penggunaan sistem. Elemen-elemen
perwujudannya berupa internalisasi (internalization), identifikasi
(identifikation), dan kepatuhan (compliance) yang merujuk ke komitmen berbeda
Bahwa teori
kelman tentang perubahan perilaku dapat terjadi akibat pengaruh Sosial.
Elemen-elemen perwujudannya melalui internalisasi (internalization),
identifikasi (identifikation), dan kepatuhan (complience) yang merujuk ke
komitmen berbeda.
Kurt Lewin
lahir pada tanggal 9 September 1890
disuatu desa kecil di Pursia, daerah dosen. Ia adalah anak kedua dari empat
bersaudara, Lewin menyelesaikan sekolah menengahnya di Berlin tahun 1905
kemudian ia masuk Universitas di Freiburg dengan maksud belajar ilmu kedokteran,
tetapi ia segera melepaskan idenya ini dan setelah satu semester belajar
psikologi pada universitas di sana. Setelah meraih gelar doktornya pada tahun
1914, Lewin bertugas di ketentaraan Jerman selama empat tahun. Pada akhir
perang ia kembali ke Berlin sebagai instruktur dan asisten penelitian pada
lembaga Psikologi.
Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa
perilaku manusia itu adalah suatu keadaan yang seimbang antara
kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restrining
forces). Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidak seimbangan
antata kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang.
Ciri ciri utama dari teori Kurt
Lewin
n Tingkah laku adalah suatu fungsi
dari medan yang ada pada waktu tingkah laku itu terjadi.
n Analisis mulai dengan situasi
sebagai keseluruhan dari mana bagian-bagian komponennya dipisahkan.
n
Orang yang konkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan
secara matematis.
n perilaku manusia itu adalah suatu
keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces)
dan kekuatan penahan (restrining forces). Perilaku itu dapat berubah
apabila terjadi ketidak seimbangan antata kedua kekuatan tersebut di dalam diri
seseorang.
n Ciri ciri utama dari teori Kurt
Lewin:
·
Tingkah laku adalah
suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah laku itu terjadi.
·
Analisis mulai dengan
situasi sebagai keseluruhan dari mana bagian-bagian komponennya dipisahkan.
·
Orang yang konkret
dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan secara matematis.
Menurut Miller dan Dollard
Teori belajar
sosial dan tiruan
Berpendapat
bahwa tingkah laku manusia itu merupakan hasil belajar.Untuk memahami tingkah
laku sosial dan proses belajar sosial,kita harus mengetahui prinsip-prinsip
psikologi belajar.Prinsip belajar ini terdiri dari 4
unsur,yakni:Dorongan(drive),isyarat(cue),tingkah laku balas(respon),dan
ganjaran (reward).
DORONGAN adalah rangsangan yang sangat kuat
terhadap organisme(manusia) untuk bertingkah laku. Menurut Miller dan Dollard semua tingkah laku
didasari oleh dorongan primer.
ISYARAT adalah Rangsangan yang menentukan “bila” dan
“dimana” sutu respon akan timbul dan terjadi.Didalam belajar sosial isyarat
yang terpenting adalah tingkah laku orang lain baik yang langsung ditujukan
kepada orang tertentu ataupun yang tidak,misalnya:Anggukan kepala.
GANJARAN adalah Rangsangan
yang menetapkan apakah tingkah laku balas diulang apa tidak dalam kesempatan
yang lain.
Menurut Miller dan Dollard ada 2
reward atau ganjaran,yakni:Ganjaran primer yang memenuhi dorongan –dorongan
primer dan ganjaran sekunder yang memenuhi dorongan-dorongan primer.
Tingkah laku tiruan dibedakan menjadi 3 macam mekanisme:
- Tingkah laku sama(same behavior)
- Tingkah laku tergantung(matched dependent behavior)
- Tingkah laku salinan(copying behavior)
Mc Guire
Perilaku kesehatan pada dasarnya
adalah suatu respon seseorang (organisme ) terhadap stimulus yang berkaitan
dengan saki dan penyakit.sistem pelayanan kesehatan,makanan,serta lingkungan.
Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau
perangsangan. Respons atau reaksi manusia, baik bersifat
pasif(pengetahuan,persepsi dan sikap),maupun bersifat aktif(tindakan yang nyata
atau praktice).Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri 4 unsur
pokok,yakni : Sakit dan penyakit, Sistem pelayanan dan lingkungan. Perilaku
dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri.
•
Presentasi (paparan)
Pertama. Si Penerima pesan harus di beri penjelasan dengan memaparkan pesan yang ingin disampaikan dengan persuasive / meyakinkan
Pertama. Si Penerima pesan harus di beri penjelasan dengan memaparkan pesan yang ingin disampaikan dengan persuasive / meyakinkan
•
Attention (perhatian atau minat)
Penerima pesan harus mempunyai minat agar memperhatikan pesan yang di berikan sehingga menghasilkan perubahan prilaku
Penerima pesan harus mempunyai minat agar memperhatikan pesan yang di berikan sehingga menghasilkan perubahan prilaku
•
Yielding (hasil)
Penerima pesan harus menerima atau menyetujui isi pesan yang telah di sampaikan dan telah ia pahami Sehingga diharapkan ditemukan perubahan sikap pada si penerima pesan.
Penerima pesan harus menerima atau menyetujui isi pesan yang telah di sampaikan dan telah ia pahami Sehingga diharapkan ditemukan perubahan sikap pada si penerima pesan.
•
Retention (Ingatan )
Penerima pesan harus mempertahankan atau menyimpan di memorinya tentang pesan yang di sampaikan, yang ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku . perubahan ini tetap terjaga dalam jangka waktu lama.
Penerima pesan harus mempertahankan atau menyimpan di memorinya tentang pesan yang di sampaikan, yang ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku . perubahan ini tetap terjaga dalam jangka waktu lama.
•
Behavior (perubahan Prilaku)
Perubuhan perilaku pada si penerima atas dasar kesadaran pemikiran mereka.
Perubuhan perilaku pada si penerima atas dasar kesadaran pemikiran mereka.
Mc Guiere (1968) menyebutkan
komponen-komponen yang terlibat ,yaitu :
•
Karakter dari pribadi itu sendiri dalam
berkomunikasi dapat mempengaruhi perubahan sikap .
•
Cara berfikir, Karakteristik dari
kepribadian itu berpikir positif pada pesan yang di sampaikan atau cenderung
berfikir negatif dengan hasil dari pesan
yang di sampaikan.
•
Prinsip dalam menimbang, lingkungan dan berbagai
hasil dari pesan yang di sampaikan.
12 komponen yang mempengaruhi perubahan
sikap (Mc Guire 1989), yaitu:
•
1. pemaparan pada
komunkasi
•
2. Penyajian
komunikasi
•
3. Daya tarik
komunikasi
•
4. Makna komunikasi
•
5. Pesan komuikasi
•
6. Arah Komunikasi
(Perubahan sikap)
•
7. Penyimpanan atau
persetujuan
•
8. Pencarian
informasi dan perolehan kembali
•
9. Memutuskan
•
10.Tindakan yang
sesuai dengan persetujuan
•
11.Penguatan dari
tindakan yang di inginkan
•
12.Post behavioral
Saparinah Sadli ( 1982 )
menggambarkan
individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi di dalam suatu
diagram sebagai berikut :
n Perilaku kesehatan individu ; sikap
dan kebiasaan individu yang erat kaitanya dengan lingkungan.
n Lingkungan keluarga ; kebisaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai
kesehatan.
n Lingkungan terbatas ; tradisi, adat istiadat dan kepercayaan masyarakat
sehubungan dengan kesehatan.
n Lingkungan umun ; kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang kesehatan,
undang- undang kesehatan, program-program kesehatan dan sebagainya.
Sejak individu lahir
terkait di dalam suatu kelompok, terutama kelompo keluarga,. Dalam
keterkaitanya dengan kelompok ini membuka kemungkinan untuk
dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok
lain.oleh pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan dan norma-norma
sosial tertentu, maka perilaku tiap individu anggota kelompok berlangsung di
dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut
terhadap masala-masalah kesehatan.
Saparinah Sadli (
1982 ) menggambarkan individu dengan lingkungan sosial yang saling
mempengaruhi. Yaitu :
n Perilaku kesehatan individu; sikap dan kebiasaan individu yang erat
kaitanya dengan lingkungan.
n Lingkungan keluarga; kebiasaan-kebiasaan tiap aanggota keluarga mengenai
kesehatan.
n Lingkungan terbatas; tradisi adat istiadat dan kepercayaan masyarakat
sehubungan dengan kesehatan.
n Lingkungan umum; kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang kesehatan,
undang-undang kesehatan, program-program kesehatan dan sebagainya.
Skinner (1938)
seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa
perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan
(respon) dan respons. Ia membedakan
adanya 2 respons, yakni :
a. Respondent Respons
atau Reflexive Respons
Adalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan-perangsangan semacam ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya.
Adalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan-perangsangan semacam ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya.
b. Operant Respons
atau Instrumental Respons
Adalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme.
Adalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme.
Prosedur Pembentukan Perilaku
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan- tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua, diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan- tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua, diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.
Sebagai ilustrasi, misalnya
dikehendaki agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku
seperti ini maka anak tersebut harus :
a. Pergi ke kamar mandi sebelum tidur.
b. Mengambil sikat dan odol.
c. Mengambil air dan berkumur.
d. Melaksanakan gosok gigi.
e. Menyimpan sikat gigi dan odol.
f. Pergi ke kamar tidur.
a. Pergi ke kamar mandi sebelum tidur.
b. Mengambil sikat dan odol.
c. Mengambil air dan berkumur.
d. Melaksanakan gosok gigi.
e. Menyimpan sikat gigi dan odol.
f. Pergi ke kamar tidur.
Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah (tidak berupa
uang) bagi masing-masing komponen perilaku tersebut (komponen a-e) maka akan
dapat dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut. Contoh tersebut di atas adalah
suatu penyederhanaan prosedur pembentukan perilaku melalui operant
conditioning.
Didalam kenyataannya prosedur ini banyak dan bervariasi sekali dan lebih kompleks dari contoh tersebut diatas. Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya terutama di Amerika Serikat. Konsep-konsep behaviour control, behaviour theraphy dan behaviour modification yang dewasa ini berkembang adalah
Didalam kenyataannya prosedur ini banyak dan bervariasi sekali dan lebih kompleks dari contoh tersebut diatas. Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya terutama di Amerika Serikat. Konsep-konsep behaviour control, behaviour theraphy dan behaviour modification yang dewasa ini berkembang adalah
Menurut
Rogers (1974)
,Sebelum
orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru),didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan,yakni : bersumber pada teori ini.
a.Awareness
(kesadaran),Mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b.Interest
(merasa tertarik terhadap stimulus tersebut.
c.Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut.
d.Trial, Mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e.Adoption dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
b.Interest
(merasa tertarik terhadap stimulus tersebut.
c.Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut.
d.Trial, Mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e.Adoption dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan
yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni:
1. Tahu (know)
Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami artinya suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
1. Tahu (know)
Tahu artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami artinya suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
4. Aplikasi (Application)
Aplikasi artinya kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real/sebenarnya.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tletapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesisi)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6.Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampaun untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi.
Aplikasi artinya kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real/sebenarnya.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tletapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesisi)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6.Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampaun untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi.
WHO
Bentuk – bentuk perubahan perilaku menurut
WHO dikelompokkan menjadi 3 ,yaitu :
1.
Perubahan Alamiah ( Natural Change )
= Disebabkan oleh kejadian alamiah, yaitu bila tejadi perubahan
lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi , maka anggota masyarakatnya
juga akan mengalami perubahan.
2 . Perubahan Rencana ( Planned Change )
= Direncanakan oleh subjek atau seseorang
3. Kesediaan Untuk Berubah ( Readiness To
Change )
= Datangnya inovasi baru dapat diterima dengan
cepat namun ada juga yang lambat dikarenakan kesediaan orang untuk berubah yang
berbeda-beda.
Bentuk
Strategi Untuk Memperoleh Perubahan Perilaku Menurut WHO juga dikelompokkan
menjadi 3 , yaitu :
1.
Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
* Sifatnya dipaksakan kepada sasaran
atau masyarakat sehingga mau
melakukan.
2.
Pemberian informasi
*
Meningkatkan pengetahuan masyarakat agar timbul kesadaran dan akhirnya mau melakukan.
3. Diskusi
dan partisipasi
* Pengembangan dari
strategi 1 & 2 , dimana informasi- informasi tentang kesehatan tidak hanya
bersifat searah saja tetapi dua arah.
kesimpulan
Dalam proses perubahan prilaku seseorang, WHO memiliki 3
poin penting yang merupakan jenis perubahan dari prilaku manusia. Perubahan
tersebut diantaranya perubahan alamiah (natural change), perubahan rencana
(planned change), dan kesediaan dari manusia itu sendiri untuk berubah
(readiness to change). Selain itu WHO juga memberikan strategi yang dapat
mempengaruhi perubahan prilaku, diantaranya menggunakan kekuatan/kekuasaan/
dorongan ;bersifat memaksa, memberikan informasi; bersifat persuasi sehingga
timbul kesadaran dari masing masing individu, serta diskusi&partisipasi ;
bersifat menyamakan persepsi sehingga tercapainya tujuan yaitu dengan indikasi
terjadinya perubahan prilaku yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar