Jumat, 07 Februari 2014

SISTEM DIGESTIVUS(proses pencernaan)



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk hidup yang dianugerahi dengan sistem metabolisme tubuh yang sangat kompleks. Dalam tubuh manusia terdiri berbagai macam system yang membentuk satu kesatuan yang utuh hingga manusia dapat menjalankan siklus kehidupan.
Salah satu system yang paling berperan penting dalam siklus kehidupan adalah system pencernaan.  Semua organisme memerlukan suplai tetap zat-zat berenergi tinggi, yang dikenal sebagai makanan, untuk meyediakan bahan bakar bagi kebutuhan-kebutuhan fungsionalnya.
Pencernaan makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya dalam suaatu proses memersiapkan makanan untuk dapat diserap oleh usus. Suatu kehidupan yang dihayati oleh organisme akan dapat dipertahankan bila makanan dalam jumlah cukup dapat dipasok dan dapat digunakan bagi berlangsungnya suatu reaksi oksidatif yang dapat menghsilkan energi dan juga bagi keperluan tubuh atau bagian tubuh guna perbaikan, pertumbuhanm dan reproduksi.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai proses sistem pencernaan dari awal (mulut) hingga akhir (anus) keluar dari tubuh menjadi ampas.

B.   TUJUAN PENULISAN
a.       Untuk mengetahui tahapan-tahapan proses pencernaan yang dialami manusia
b.      Untuk memberitahu pembaca anatmi fisiologi dari proses pencernaan

C.   MANFAAT PENULISAN
a.       Pembaca dapat mengantisipasi jika terjadi masalah pada pencernaan karena sudah mengetahui prosesnya
b.      Pembaca dapat mengetahui bagian dan fungsi dari alat pencernaan pada tubuhnya

BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian
            Sistem pencernaan (digestive) atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) merupakan sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

B.     Anatomi dan fisiologi
            Dalam sistem pencernaan terjadi proses ingesti, digesti, absorpsi,   metabolisme, dan ekresi.

            INGESTI
            Ingesti adalah suatu proses masuknya makanan dan cairan dari lingkungan ke dalam tubuh melalui proses menelan baik melalui koordinasi gerakan volunter dan involunter.Tahap pertama adalah koordinasi otot lengan dan tangan membawa makanan ke mulut terjadi proses mengunyah yaitu proses penyederhanaan ukuran makanan yang melibatkan gigi,otot mulut,gusi dan lidah.
Tahap selanjutnya adalah setelah makanan dikunyah adalah proses menelan,merupakan bergeraknya makanan dari mulut ke esofagus menuju lambung.Proses ini terjadi secara refleks akibat penekanan pada bagian faring.
            Organ-organ sistem pencernaan:
1.      Mulut, Merupakan sebuah rongga yang dibatasi pipi, bibir, palatum, lidah pada bagian dasar dan bersambung  dengan faring pada bagian posterior. Pada mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar saliva.
             Refleks Menelan
o   Bolus makanan didorong oleh lidah ke bagian posterior
o   Palatum lunak menutup saluran hidung
o    Epiglotis menutup laring dan trakhea
o    Makanan masuk ke esophagus

2.     Kerongkongan (Esofagus), Merupakan tabung berotot dengan panjang 20-25 cm,dimulai dari faring,thoraks,menembus diafragma,dan masuk kedalam abdomen bersambung dengan lambung,terletak di belakang trakhea di depan vertebra.Esofagus terdiri atas 4 lapisan yaitu:jaringan ikat yang longgar,2 lapis otot sirkuler dan longitudinal,lapisan sub mukosa,dan mukosa.
Pada esofagus terjadi gerakan peristaltik,sehingga bolus makana masuk ke lambung dikarenakan juga oleh adanya gaya gravitasi.

3. Lambung, Merupakan lapisan peritoneal yang juga lapisan serosa,dan lapisan ototnya terdiri dari:Lapisan longitudinal,sirkuler,dan obliq.Lapisan sub mukosa nya terdiri dari areolar yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfa.
Kelenjar pada lambung:
·   glandula cardiaceae,menghasilkan mukus
·   glandula gastricae,menghasilkan pepsin dan asam lambung (HCL)
·   glandula pyloricae,menghasilkan hormon
Pencernaan pada lambung:
Terjadi gerakan pada lambung yang berfungsi mencampur makanan dengan sekret lambung dan mengosongkan makanan,makanan yang bercampur dengan sekret menjadi chyme.Sekresi lambung:mukus,asam lambung,tripsin,lipase, amilase dan protease.


DIGESTI
Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang di bawa kedalam lambung dan usus halus.Pada proses ini terjadi penyederhanaan ukuran makanan sampai dapat di absorbsi oleh intestinal.
Ringkasan proses digesti protein,lemak dan karbohidrat:
·         Digesti Karbohidrat: Proses dimulai pada mulut,dibantu oleh enzim ptialin yang mengubah amilum menjadi maltosa.Proses  dibantu oleh enzim amilaseyang dihasilkan pankreas.Lalu proses ini dilakukan di usus halus melalui proses mekanik dan kimiawi.
·          Digesti protein:Pada digesti proteindi lambung, terjadi pengubahan protein menjadi pepton oleh enzim pepsin. Pepton kemudian didigesti lagi menjadi peptida yang lebih kecil di duodenum oleh enzim tripsin yang di hasilkan pankreas.Peptida didigesti lagi menjadi asam amino yang siap untuk diabsorbsi
·         Digesti Lemak : Pada proses awal digesti lemak,lemak tersebut diemulsi di lambung,lalu diurai menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang dihasilkan pankreas.Hasil penguraian akan diabsorbsi di usus,     Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida (HCl) menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
                        Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Enzim yang di hasilkan lambung yaitu pepsinogen,renin,dan lipase.Pepsinogen diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin untuk memecah protein menjadi proteosa dan pepton.Renin berfungsi untuk menggumpalkan susu dan hanya terdapat pada neonatus.Enzim lipase berfungsi untuk memecah sebagian kecil lemak.

4.      Kandung empedu
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: membantu pencernaan dan penyerapan lemak dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

5.      Usus halus (usus kecil), bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Di dalam usus halus terdapat getah pankreas,getah usus dan empedu.Getah pankreas (pH 7.5-8) diproduksi pankreas atas rangsangan hormon-hormon yang di produksi sel-sel duodenum/jejunum.
Enzim yang dihasilkan pankreas:
·         Tripsin dan kimotripsin,untuk memecah protein/proteosa/pepton menjadi polipeptida
·         Karboksipeptidase,untuk melepaskan asam amino ujung terminal C rantai polpeptida
·         Amilase,memecahkan amilum menjadi maltose
·         Lipase,memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol
·         Ribonuklease dan deoksiribonuklease,memecah DNA dan RNA
·         Fosfatase,memecah zat-zat fosfat organik menjadi asam fosfat dan zat    organik.
6.      Usus dua belas jari (Duodenum)
Dinding duodenum tersusun atas 4 lapisan:
1.      Lapisan paling luar yang dilapisi peritoneum, disebut serosa.
Merupakan kelanjutan dari peritoneum, tersusun atas selapis pipih sel-sel mesothelial diatas jaringan ikat longgar.
2.      Lapisan muskuler (tunika muskularis) tersusun atas serabut otot longitudinal ( luar) &sirkuler (dalam). Pleksus myenterikus Aurbach terletak diantara kedua lapisan ini.  Pleksus Meissner’s ditemukan didalam submukosa di antara jaringan ikat longgar yang kaya akan pembuluh darah dan limfe.
3.      Submukosa, Terdapat kelenjar Brunner yang bermuara ke krypta Lieberkuhn melalui duktus sekretorius. Sekresi kelenjar Brunner bersifat visceus , jernih, dengan pH alkali ( pH 8,2 – 9,3 ), berguna melindungi mukosa duodenum terhadap sifat korosif dari gastric juice. Epitel kollumnernya mengandung 2 jenis sel: mucus secreting suface cell – HCO3- secreting surface cell dan absorptive cell.
4.      Mukosa, yang merupakan lapisan dinding yang paling dalam. Terdiri dari 3 lapisan: lapisan dalam adalah muskularis mukosa , lapisan tengah adalah lamina propria, lapisan terdalam terdiri dari selapis sel-sel epitel kolumnar yang melapisi krypte dan villi-villinya. Fungsi utama krypte epitelum ialah (1)  pertumbuhan sel ; (2) fungsi eksokrin, endokrin, dan fungsi sekresi ion dan air ; (3) penyerapan garam, air dan nutrien spesifik. Krypte epitelium paling sedikit tersusun atas 4 jenis sel yang berbeda ; Paneth, goblet, undefferentieted cell dan sel-sel endokrin. Pada bagian pertama duodenum ditutupi oleh banyak lipatan sirkuler yang di namakan plica circularis, tempat saluran empedu & duktus pancreatikus mayor menembus dinding medial bagian ke dua duodenum. Duktus pankreatikus accesorius (bila ada) bermuara ke duodenum pada papila yang kecil  yang jaraknya sekitar 1,9 cm di atas papilla duodeni mayor. Dinding duodenum sebelah posterior dan lateral letaknya retoperitoneal sehingga tidak ditemukan lapisan serosa
Duodenum berfungsi :
Motilitas. Pengatur pemacu potensial berasal dari dalam duodenum, mengawali kontraksi, dan mendorong makanan sepanjang usus kecil melalui segmentasi (kontraksi segmen pendek dengan gerakan mencampur ke depan dan belakang) dan peristaltik (migrasi aboral dari gelombang kontraksi dan bolus makanan). Kolinergik vagal bersifat eksitasi. Peptidergik vagal bersifat inhibisi. Gastrin, kolesistokinin, motilin merangsang aktivitas muskular; sedangkan sekretin dan dihambat oleh glukagon.
Pencernaan dan Absorpsi
Lemak Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida. Komponen yang bergabung dengan garam empedu membentuk micelle. Micelle melewati membran sel secara pasif dengan difusi, lalu mengalami disagregasi, melepaskan garam empedu kembali ke dalam lumen dan asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida dan menggabungkannya dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein membentuk kilomikron. Asam lemak kecil memasuki kapiler menuju ke vena porta. Garam empedu diresorbsi ke dalam sirkulasi enterohepatik diileum distal. Dari 5 gr garam empedu, 0,5 gr hilang setiap hari, dan kumpulan ini bersirkulasi ulang enam kali dalam 24 jam.
Protein didenaturasi oleh asam lambung, pepsin memulai proteolisis. Protease pankreas (tripsinogen, diaktivasi oleh enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase), lebih lanjut mencerna protein. Menghasilkan asam amino dan 2-6 residu peptida. Transpor aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel-sel absorptif. Karbohidrat. Amilase pankreas dengan cepat mencerna karbohidrat dalam duodenum. Air dan Elektrolit. Air, cairan empedu, lambung, saliva, cairan usus adalah 8-10 L/hari, kebanyakan diabsorpsi. Air secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau secara pasif berdifusi. Natrium dan klorida diabsorpsi berpasangan dengan zat terlarut organik atau dengan transpor aktif. Bikarbonat diabsorpsi dengan pertukaran natrium/hidrogen. Kalsium diabsorpsi melalui transpor aktif dalam duodenum, jejunum, dipercepat oleh PTH dan vitamin D. Kalium di absorpsi secara pasif.
  • Fungsi Endokrin
Mukosa usus kecil melepaskan sejumlah hormon ke dalam darah (endokrin ) melalui pelepasan lokal (parakrin) atau sebagai neurotransmiter.
  • Sekretin, Suatu asam amino 27 peptida dilepaskan oleh mukosa usus kecil melalui asidifikasi atau lemak. Merangsang pelepasan bikarbonat yang menetralkan asam lambung, rangsang aliran empedu dan hambat pelepasan gastrin, asam lambung dan motilitas.
  • Kolesistokinin., dilepaskan oleh mukosa sebagai respons terhadap asam amino dan asam lemakàkontraksi kandung empedu dengan relaksasi sfingter Oddi dan sekresi enzim pankreas. Bersifat trofik bagi mukosa usus dan pankreas, merangsang motilitas, melepaskan insulin.
  • Fungsi Imun, mukosa mencegah masuknya patogen. Sumber utama dari imunglobulin, adalah sel plasma dalam lamina propria. Sel-sel M menutupi limfosit dalam bercak Peyer yang terpanjang pada antigen, bermigrasi ke dalam nodus regional, ke dalam aliran darah, kemudian kembali untuk berdistribusi kedalam lamina propria untuk meningkatkan antibodi spesifik.

7.        Usus Besar (Kolon), Sel mukosa usus besar menghasilkan mukus, selain itu dalam lumen usus besar terdapat banyak mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan sintesis vitamin K. Dalam proses fermentasi terjadi pengubahan karbohidrat manjadi karbomdioksida, hidrogen, dan metan, sedangkan asam amino diubah menjadi amina seperti indol,skatol dan lain-lain.
·         Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus melalui saluran darah dan getah bening menuju ke hepar .Di lambung hanya terjadi absorbsi alkohol,pada usus halus terjadi proses utama yaitu 90% dari nutrien yang sudah dicerna dan sedikit absorbsi air.
Secara spesifik ,absorpsi yang terjadi di usus halus adalah Pada usus halus bagian atas mengabsorbsi vitamin yang larut dalam air,asam lemak,dan gliserol,natrium,kalsium.Fe,serta klorida.Usus halus bagian tengah mengabsorbsi monosakarida,asam amino,dan zat lainnya.Sedangkan usus halus bagian bawah mengabsorbsi garam empedu dan vitamin B12.Absorpsi air paling banyak dilakukan pada kolon.
·         Absorbsi Nutrien
o   Absorbsi karbohudrat : Karbohidrat diabsorbsi dalam bentuk monosakarida terutama glukosa,galaktosa,fruktosa.Absorpsi terjadi secara transpor aktif untuk glukosadan galaktosa dan secara difusi untuk fruktosa.
o   Absorbsi protein : Protein diabsorbsi dalam bentuk asam amino secara transpor aktif
o   Absorbsi lemak : Lemak diabsorbsi dalam bentuk asm lemak dan gliserol dengan bantuan asam empedu masuk ke dalam sel mukosa usus halus.
o   Metabolisme adalah prose akhir penggunaan makanan dalam tubuh yang  memmeliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah.     Glukosa yang merupakan hasil akhir digesti karbohidrat akan mengalami proses oksidasi dan menghasilkan kalori,energi.dan zat buangan seperti karbondioksida.Bila glukosa ini tidak dapat dipakai sebagai sumber energi,maka glukosa akan mengalami proses glikogenesis dan menghasilkan glikogen yang disimpan di hepar dan otot.Bila sewaktu-waktu glukosa kurang,maka glikogen diubah kembali menjadi glukosa (glikolisis).  Protein oleh tubuh digunakan untuk aktivitas dalam tubuh,sistem imun,dan normalisasi pertumbuhan,memproduksi enzim,memelihara sel,perbaikan jaringan dan menjags keseimbangan tubuh.Bila kekurangan protein akan menyebabkan terjadinya edema,asites,dan gangguan pertumbuhan.
o   Eksresi  adalah proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme dalam tubuh untuk menjaga homeostasis,caranya melalui defekasi yaitu mengsksresi sisa metabolisme berupa feses melalui saluran cerna.Miksi membuang sisa metabolisme dalam bentuk urin yang dikeluarkan oleh urogenitalia.Diaforesis merupakan pembuangan zat sisa metabolisme melalui keringat.

8.      Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses sedangkan Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus. Pada rektum dan anus terjadi proses pembuangan yang dinamakan defekasi .
Defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk hidup.
Mekanisme Defekasi :
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).

Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang timbul pada sebagian kolon, sebaliknya hampir semua dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh kontraksi haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten yang membutuhkan waktu 8 sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari katup ileosekal ke kolon transversum, sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses dan menjadi lumpur setengah padat bukan setengah cair.
Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang ditandai timbulnya sebuah cincin konstriksi pada titik yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan cepat kolon distal sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses dalam segmen itu untuk menuruni kolon.
Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30 detik, kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan massa yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian pergerakan massa biasanya menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin timbul kembali setengah hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi (Guyton, 1997).

Sebagian besar waktu, rectum tidak berisi feses, hal ini karena adanya sfingter yang lemah ±20 cm dari anus pada perbatasan antara kolon sigmoid  dan rectum serta sudut tajam yang menambah resistensi pengisian rectum. Bila terjadi pergerakan massa ke rectum, kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus akan timbul keinginan defekasi. Pendorongan massa yang terus menerus akan dicegah oleh konstriksi tonik dari 1) sfingter ani interni; 2) sfingter ani eksternus
Refleks Defekasi. Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum mencapai 18 mmHg dan apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter ani internus dan eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar. Satu dari refleks defekasi adalah refleks intrinsic (diperantarai sistem saraf enteric dalam dinding rectum.
Ketika feses masuk rectum, distensi dinding rectum menimbulkan sinyal aferen menyebar melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic dalam kolon descendens, sigmoid, rectum, mendorong feses ke arah anus. Ketika gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani interni direlaksasi oleh sinyal penghambat dari pleksus mienterikus dan sfingter ani eksterni dalam keadaan sadar berelaksasi secara volunter sehingga terjadi defekasi. Jadi sfingter melemas sewaktu rectum teregang
Sebelum tekanan yang melemaskan sfingter ani eksternus tercapai, defekasi volunter dapat dicapai dengan secara volunter melemaskan sfingter eksternus dan mengontraksikan otot-otot abdomen (mengejan). Dengan demikian defekasi merupakan suatu reflex spinal yang dengan sadar dapat dihambat dengan menjaga agar sfingter eksternus tetap berkontraksi atau melemaskan sfingter dan megontraksikan otot abdomen.
Sebenarnya stimulus dari pleksus mienterikus masih lemah sebagai relfeks defekasi, sehingga diperlukan refleks lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis (segmen sacral medulla spinalis). Bila ujung saraf dalam rectum terangsang, sinyal akan dihantarkan ke medulla spinalis, kemudian secara refleks kembali ke kolon descendens, sigmoid, rectum, dan anus melalui serabut parasimpatis n. pelvikus. Sinyal parasimpatis ini sangat memperkuat gelombang peristaltic dan merelaksasi sfingter ani internus. Sehingga mengubah refleks defekasi intrinsic menjadi proses defekasi yang kuat
Sinyal defekasi masuk ke medula spinalis menimbulkan efek lain, seperti mengambil napas dalam, penutupan glottis, kontraksi otot dinding abdomen mendorong isi feses dari kolon turun ke bawah dan saat bersamaan dasar pelvis mengalami relaksasi dan menarik keluar cincin anus mengeluarkan feses.




Refleks dalam Proses Defekasi
 1. Refleks Defekasi Intrinsik
Berawal dari feses yang masuk rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesenterika dan terjadilah gerakan perilstaltik.
Feses tiba di anus, secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadilah defekasi

2.  Refleks Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord.
Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi spinter internal, maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh :
o   -Kontraksi otot abdomen
o   -Tekanan diafragma
o   -Kontraksi otot elevator

DAFTAR PUSTAKA
 (http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/anatomi-fisiologitraktus-digestivus.html)
(http://ilmubedah.info)