QC (Quality Control)dan QA(Quality Assurance)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Dalam bidang kesehatan, radiologi merupakan
salah satu unit penunjang yang memanfaatkan penggunaan radiasi pengion
khususnya sinar x untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit pasien. Hasil
dari pelayanan radiologi akan menentukkan diagnosa penyakit pasien sehingga
dapat ditentukan perencanaan pengobatan bagi pasien tersebut dengan lebih
akurat, tepat dan optimal. Radiografer sebagai tenaga kesehatan yang diberi
wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan kegiatan radiografi
dengan pemanfaatan radiasi pengion di instalasi radiologi harus mampu
menjamin keakurasian dan keamanan pesawat sehingga dapat
terselenggaranya pelayanan kesehatan di bidang radiologi yang aman bagi
pasien, radiografer dan lingkungan.
Pengendalian mutu (quality control) merupakan kegiatan
mengendalikan mutu dengan memeriksa (inspeksi) hasil produksi apakah mutu telah
seperti yang dikehendaki yang sesuai standar.
Sedangkan tujuan quality kontrol memberikan kepuasan
kepada pelanggan dari suatu jasa atau produk yang ditawarkan dengan cara
memeriksa hasil produksi, memonitor dan menilai produk yang bermutu. Kegiatan
inilah yang seharusnya dilakukan para radiografer untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Sarana dan prasarana penunjang yang terdapat
di instalasi radiologi antara lain adalah pesawat sinar-X, film, kaset, alat processing dan
kamar gelap. Sarana dan prasarana tersebut harus diperhatikan, terutama pesawat
sinar x karena merupakan komponen utama dalam pelayanan radiologi. Sebagai
komponen utama dalam pelayanan radiologi, pesawat sinar x harus dalam keadaan
layak untuk digunakan. Jika pesawat tersebut dalam keadaan tidak layak
atau tidak memenuhi standar-standar keselamatan maka pesawat tersebut
dapat membahayakan bagi radiografer, pasien, dan lingkungan sekitarrnya. Berdasarkan Radiological Council of
Western Australia, untuk mengetahui apakah pesawat tersebut layak untuk
digunakan maka diperlukan kegiatan pengendalian mutu berupa pengukuran
keakurasian kolimasi, pengukuran keakurasian tegangan tabung (kV),
pengukuran ke akurasian waktu eksposi, pengukuran linearisasi mA, pengukuran
titik fokus efektif, pengukuran
ketepatan pusat grid, pengukuran kebocoran tabung pesawat sinar-X dan paparan
radiasi hambur.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui uji kelayakan dan keselamatan tabung pesawat
sinar-X
2. Untuk
mengetahui uji kelayakan dan keselamatan generator
performance
(akurasi kVp, linierisasi mA,
ketepatan eksposi, kecukupan HVL)
3.
Untuk mengetahui uji kelayakan dan
keselamatan kolimasi pada pesawat
sinar-X
BAB
II
KAJIAN
TEORI
- Quality Assurance (Jaminan Mutu)
1. Pengertian
Jaminan mutu
atau quality assurance merupakan
suatu program yang termasuk di dalamnya quality control, untuk proses perbaikan
dengan memberikan informasi diagnostik yang
tepat untuk mengurangi paparan radiasi dan meningkatkan citra
radiodiagnostik dengan biaya serendah
mungkin dan meminimalisasi suatu kesalahan dengan membuat program
kegiatan agar dapat mengukur kembaliuntuk
menentukan apakah peningkatan mutu telah
tercapai.
Program jaminan mutu (QA) dalam radiologi diagnostik menurut WHO adalah suatu
usaha yang tertata dengan baik oleh staf untuk memastikan citra diagnostik yang
dihasilkan memiliki kualitas tinggi sehingga dapat memberikan informasi
diagnostik yang memadai secara konsisten, yang didapat dengan biaya dan paparan
radiasi pasien seminimal mungkin.
Dr. Heater
Palmar (1983) dari Universitas Howard mendefinisikan
quality assurance adalah suatu
proses pengukuran mutu, menganalisa kekurangan yang
ditemukan dan membuat kegiatan untuk meningkatkan
penampilan yang diikutidengan pengukuran
mutu kembali untuk menentukan apakah peningkatan telah tercapai.
2. Tujuan
Tujuan dari dibentuk nya quality assurance dalam
bidang radiologi yaitu untuk meberikan pelayanan yang berkualitas, lebih
efektif dan efesien, dengan diagnostik yang setinggi mungkin dan paparan
radiasi yang serendah – rendahnya serta biaya yang sewajarnya.
Dengan tercapainya tujuan dari QA dalam bidang
radiologi maka diharapkan pelayanan radiologi yang diberikan kepada pasien
dapat terus ditingkatkan sehingga dapat memberikan kepuasan kepaa pasien.
- Quality Control (Kendali Mutu)
1. Pengertian
a)
Menurut Vincent Gaspersz (Total
Quality Management, 2006 ), kendali mutu adalah teknik-teknik dan aktifitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.
b)
Menurut
Charlton (Prinsiple of Radiographic Imaging, 1992), kendali mutu adalah
kegiatan yang dilakukan sebagai upaya dalam mengendalikan mutu
2. Tujuan
Adapun tujuan dari kendali mutu adalah memberikan
mutu (Provide Quality) yaitu dengan cara memuaskan (xatisfactory),
memadai dan cukup (adequate), dapat dipercaya (dependable), serta
ekonomis (economic)
Pelayanan Radiologi harus senantiasa memantau dan
mengevaluasi secara periodik hasil pelayanan yang diselenggarakan, hal ini
penting untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu, cakupan dan efektifitas
serta efisiensi pelayanan, meliputi:
a.) Evaluasi mutu pelayanan yaitu
evaluasi mutu pelayanan dapat dilakukan secara intern di instalasi radiologi
maupun secara eksterna bersama disiplin ilmu lainnya.
b.) Evaluasi cakupan pelayanan yaitu
evaluasi cakupan pelayanan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana rujukan yang
diterima oleh instalasi radiologi dan jumlah serta jenis pemeriksaan yang
dibutuhkan.
c.) Evaluasi Efektifitas dan Efisiensi
Pelayanan yaitu evaluasi ini dilakukan dalam upaya mencapai pelayanan radiologi
yang makin maju.
- Pesawat Sinar-X Radiodiagnostik
Menurut Bushong, 2008, dalam proses terjadinya
sinar-X ada beberapa komponen tabung sinar-X
yang harus diperhatikan yaitu insert tube dan tube housing.
a. Tube Housing
Menurut Irawati,
2009, Dinding bagian luar tabung disebut rumah tabung, terbuat dari metal.
Bagian dalam dinding tersebut terbuat dari lapisan timbale (Pb). Fungsi dinding
ini adalah untuk menahan berkas sinar-X yang tidak searah dengan window. Window
berfungsi sebagai filter untuk menahan energi rendah radiasi sianr-X sebagai
tempat sumber daya (power source)
Menurut Bhusong, 2008, untuk jenis anoda putar
terdapat terminal tegangan tinggi, isolator terhadap tegangan tinggi, dapat
dipasangkan secara tepat dengan pelindung tabung (tube envelope), dapat
dipasangkan peralatan kolimator dan berisi minyak pendingin cooling oil untuk
menyerap panas tinggi selama proses pembangkitan. Rumah tabung juga dilengkapi
sambungan kabel tegangan tinggi yaitu kabel dari HTT.
Menurut Suhartono, 2011, Rumah Tabung (Tube
Housing), yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan insert tube
didalamnya, yang terdiri dari:
1)
Perisai
Tabung (tube sield), Pada
umumnya terbuat dari metal berlapis timbal, dapat dikondisikan hampa udara ± 10-6mm Hg dan dapat memberikan isolasi yang
baik antara katoda dan anoda, berfungsi sebagai pelindung insert tube sekaligus
sebagai perisai terhadap radiasi bocoran. Untuk menunjang hal tersebut, dipilih
suatu bahan yang memiliki titik lebur tinggi untuk menahan panas selama proses pembangkitan sinar-X dan mudah dibentuk
untuk konstruksi pabrik.
2)
Minyak, diantara perisai tabung dengan insert
tube, berfungsi sebagai isolator tegangan tinggi, sekaligus pendingin tabung.
3)
Window, yaitu celah dari perisai tabung,
untuk keluarnya berkas sinar-X yang akan digunakan
4)
Fiter, yaitu penyaring berkas sinar-X
a. Insert
Tube
Didalam insert tube terdapat
bagian-bagian yaitu tabung kaca hampa udara, anoda dan katoda.
1.) Tabung
kaca hampa udara
Dinding insert tube ini
terbuat dari gelas pyrex yang berfungsi untuk menempatkan filamen dan target
berada didalam ruangan hampa udara. Keadaan hampa udara ini berfungsi agar
elektron didalam tabung dapat dikendalikan, tabung kaca yang tinggi
kevakumannya ini terendam dalam minyak trafo, minyak ini berfungsi sebagai
bahan isolasi tegangan tinggi dan juga sebagai pendingin tabung rontgen.
2.) Katoda
Menurut Irnawati, 2009,
merupakan tempat filamen yang terbuat dari kawat tungsten yang mempunyai titik
lebar tinggi. Pada filamen terjadi emisi elektron akibat pemanasan filamen.
Emisi elektron artinya terlepasnya elektron dari atom-atom bahan filamen.
Banyaknya elektron bebas tergantung pada pengaturan tegangan yang masuk ke
filamen diatur melalui pengaturan tahanan (rheostat). Selain mempunyai kutub
negatif, filamen juga dilengkapi alat pemusat elektron (focusing cup)
pada ujung filamen.
1.) Anoda
Menurut Irnawati, 2009,
Merupakan sasaran atau target yang akan ditembaki oleh elektron, dilengkapi
dengan bidang focus (focus spot). Permukaan anoda membentuk sudut dengan
kemiringan 45o. Kemiringan ini untuk mendapatkan fokus efektif agar
sinar-X yang keluar dari tabung dapat terarah. Bahan anoda terbuat dari
wolfram/ tungsten, dengan nomor atom 74 dan mempunyai titik lebur 3360o
celcius, mempunyai keuntungan sebagai
penghantar panas yang baik. Anoda ini juga merangkap sebagai kutub positif.
Anoda merupakan elektroda
positif yang terdapat pada tabung sinar-X. Dimana anoda terdiri dari dua jenis
yaitu anoda diam dan anoda putar.
a) Anoda
diam (Stationary Anode)
Anoda diam pada tabung
sinar-X terbuat dari plat tungsten kecil yang mempunyai ketebalan 2-3 mm yang
melekat pada logam tembaga, dimana plat tungsten tersebut mempunyai bentuk segi
empat dengan luas sebesar 1 cm2. Kemiringan anoda sebesar 15o-20o.
Bahan tungsten yang mempunyai nomor atom yang tinggi yaitu 74 cenderung dipilih
sebagai anoda diam karena lebih efisien dalam menghasilkan sinar-X, dan
mempunyai titik lebur yang tinggi sekitar 3400oC sehingga mampu
menahan suhu tinggi yang dihasilkan dan juga tungsten baik untuk menyerap
panas.
a) Anoda Putar ( Rotating Anode
)
Anoda putar yang terdapat dalam tabung sinar-X
merupakan piringan anoda yang terbuat dari bahan tungsten. Dimana perputaran
anoda dapat mencapai sekitar 3600 putaran permenit pada saat dilakukan eksposi. Perputaran anoda dalam tabung
sinar-X tersebut mengakibatkan tumbukan berkas elektron akan merata dan mampu
menahan panas yang ditimbulkan dari tumbukan berkas elektron tersebut, walaupun
dengan waktu eksposi yang lama.
Piringan tungsten pada anoda tersebut mempunyai
sudut kemiringan sekitar 16-20o dimana kemiringan sudut tersebut sangat
menentukan ukuran dan bentuk sinar-X yang dihasilkan.
Pada anoda putar biasanya terdapat fokus ganda
yang mempunyai ukuran besar dan kecil. Konstruksi ukuran fokus dapat dibuat
melalui dua cara yaitu pertama, luasan bidang fokusn yang ukurannya ditentukan
oleh dua macam ukuran filamen.
Filamen yang kecil menghasilkan fokus kecil
sedangkan filamen yang besar menghasilkan fokus besar. Kedua luasan bidang
fokus yang ukurannya ditentukan leh tingkat kemiringan bidang target pada
piring anoda. Tingkat kemiringan yang kecil menghasilkan fokus kecil sedangakan
kemiringan yang besar menghasilkan fokus besar.
1.) Kolimator
Menurut Carlton, 1992
kolimator adalah alat pembatas radiasi yang umumnya digunakan pada radiografi
yang terdiri dari dua set penutup (shutter) timbal yang saling berhadapan dan
bergerak dengan arah berlawanan secara berpasangan. Alat ini mempunyai dua keuntungan yaitu dilengkapi dengan pembatas
luas lapangan penyinaran yang dapat diatur dan dapatdijadikan sebagai
acuan untuk menentukan titik tengah (central point) sinar-X yang keluar dari bidang target. Kolimator dilengkapi oleh
bola lampu, cermin dan dua penutup jendela (shutter) yaitu shutter 1 dan
shutter 2.
Bola lampu dan cermin berfungsi sebagai penunjuk berkas sinar-X yang
akan tergambar pada film radiografi. Berkas sinar tersebut dibelokkan oleh sebuah cermin yang di pasang pada jalur
didalam berkas sinar-X dengan sudut 45°.
Antara target tabung sinar-X dan sinar lampuharus memiliki jarak
yang tepat dan sama dari pusat cerminsehingga, berkas sinar yang melewati shutter
kedua yang telahterbuka terkolimasi secara tepat dengan berkas sinar-X.
Menurut Richard R. Carlton,
1992, kolimator adalah alat pembatas radiasi yang terdiri dari dua set penutup
(shutter) timbal yang saling berhadapan dan bergerak dengan arah
berlawanan secara berpasangan. Alat ini mempunyai dua keuntungan yaitu
dilengkapi dengan pembatasan luas lapangan penyinaran yang dapat diatur dan
dijadikan sebagai acuan menentukan titik tengah (central point) sinar-X
yang keluar dari bidang target. Kolimator dilengkapi dengan bola lampu, cermin
dan dua penutup jendela (shutter) yaitu shutter 1dan shutter
2. Bola lampu and cermin berfungsi sebagai penunjuk berkas sinar-X yang
akan tergambar pada film radiografi.
Berkas sinar tersebut
dibelokkan oleh sebuah cermin yang dipasang pada jalur didalam berkas sinar-X
dengan sudut 45o. Antara target tabung sinar-X dan sianr lampu harus
memiliki jarak yang tepat dan sama dari pusat cermin sehingga, berkas sinar
yang melewati shutter kedua yang telah terbuka terkolimasi secara tepat
dengan berkas sinar-X.
Dua
penutup jendela (shutter) kolimator yaitu S1 dan S2 terbuat dari Pb dan
dapat digerakkan atau diatur secara bersama-sama, dengan shutter itu
luas daerah penyinaran sinar-X yang keluar dapat diatur sesuai dengan objek dan
kriteria yang diinginkan. Pada saat kedua shutter bergerak bersama-sama,
shutter kedua mengarahkan berkas yang pertama agar dapat menghilangkan
penumbra.masing-masing shutter ini terdiri dari empat atau lebih lempeng timah
dan berfungsi sebagai dua buah celah diafragma yang dapat diatur sehingga lempengan
bergerak bebas secara berpasangan
1.) Contol
Panel
a. kV
(kiloVolt)
Tegangan
listrik (kV) adalah satuan beda potensial yang diberikan antara katoda dan
anoda didalam tabung Roentgen. kV atau Tegangan listrik akan menentukan
kualitas sinar-x dan daya tembus sinar-x, makin tinggi besaran tegangan listrik
yang di gunakan makin besar pula daya tembusnya.
Dalam
menentukan tegangan listrik sebaiknya menggunakan tegangan optimal yang mampu
menghasilkan detail obyek tampak jelas. Hal-hal yang mempengaruhi tegangan
tabung adalah :
- Jenis
pemotretan
- Ketebalan
obyek
- Jarak
pemotretan
- Perlengkapan
yang digunakan
Efek yang terjadi sehubungan dengan kenaikan tegangan
listrik (kV) adalah
- Energi
radiasi sinar-x akan meningkat, sehingga densitas pada film akan
menigkat
- Mengurangi
kontras obye
- Mengurangi
dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat meningkat
b. mA
(milliAmpere)
Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang
kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan.
Alat ini disambung seri dengan trafo filament. Untuk memilih arus tabung kita
sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan voltage drop pada VR.
Semakin besar pilihan mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi
nilai R yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil. Dan semakin kecil mA
maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling besar. Arus tabung
ditentukan oleh besarnya tegangan pada trasformator filamen. Tegangan
transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus transformator filamen ini
(IF), semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang
mengalir pada trafo filament,besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan
banyaknya elektron bebas yang dihasilkan. EF besar --> IF besar -->
elektron bebas banyak --> awan electron banyak. Jika R lebih tinggi,
tegangan trafo filamen kecil karena dengan tahanan lebih besar maka tegangan
pada tegangan trafo lebih kecil karena R tadi menyebabkan voltage drop yang
lebih besar.
V = I x R . Tegangan pada filament = Tegangan awal – voltage
drop.
- Stand by Resistance
Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada
filamen tabung rontgen agar terjadi pre heating sebelum expose berlangsung
sehingga filament tabung roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang
dilengkapi yang dilengkapi dengan kontaktor yang digerakkan oleh delay relay.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut, pada saat main swith
ON, filament tabung rontgen langsung mendapatkan tegangan dari transformator
filament tapi melewati stand by resistant sehingga tegangan yang mengalir bukan
tegangan normal. Pada saat expose, timer bekerja dan relay energice bekerja
sehingga kontaktor exposure swith terhubung dan kontaktor relay di stand by
resistant terhubung (di by pass ), sehingga tegangan akan melewati kontaktor
(bukan R lagi) sehingga tidak ada voltage drop sehingga pemanasan filament pada
tegangan normal.
- Filament limiter (mA
limiter)
Alat yang berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus
filamen, maksudnya agar tegangan pemanas filamen di atas sesuai dengan
kemampuan kapasitas filamen tabung rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut
memberi pemanasan yang normal. Pengunaan filament limiter ini akan lebih terasa
terutama pada tabung rontgen yang mengunakan double focus, yaitu focus besar dan
focus kecil yang masing-masing dilengkapi filament limiter sendiri. Untuk yang
large focus nilai tahanan limiternya kecil, sedangkan untuk yang small focus
nilai tahanan limiternya besar yang diatur sekali pada waktu perakitan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Quality
Contol (QC) Tabung Pesawat Sinar-X
1. Uji
Kebocoran Tabung Pesawat Sinar-X
Tujuan
Untuk menentukan area
kebocoran radiasi yang terjadi pada rumah tabung sinar-X dan untuk mengukur
nilai kebocoran yang terjadi. Uji ini juga perlu dikerjakan jika telah
dilakukan perawatan atau perbaikan terhadap rumah tabung sinar-X.
Alat dan Bahan
a. Beberapa film sinar-X
yang terbungkus karton/amplop kedap cahaya atau kaset sinar-X berisi fresh film
b. Ionization Chamber dan
electrometer dengan kemampuan jangkauan area detector tidak melampau 100 cm2
c. Pita pengukur
d. Plester plastik tidak
tembus pandang.
Cara Kerja
a. Pastikan bahwa sebelum
pengujian dilakukan, prosedur warm up pesawat sinar-X telah dilakukan dan
posisi shutter kolimator dalam keadaan tertutup
b. Letakkan film sinar-X
yang terbungkus karton/amplop kedap cahaya di sekitar dekat rumah tabung
sinar-X dan pastikan pada posisi tersebut film dapat merespon (untuk itu
pemasangan marker pada aplom film akan sangat berguna)
c. Sebaiknya dilakukan
juga pemakaian beberapa film dan pengujian pada penempatan di lokasi/area yang
berbeda di sekitar rumah tabung.
d. Posisikan Ionization
Chamber sebagaimana gambar di atas guna pengukuran nilai paparan radiasi
e. Lakukan eksposi dengan
pengaturan tegangan tabung. ±10 kVp dari kVp maksimum yang ada pada pesawat
dengan pengaturan arus tabung sekon pada ± 50 mAs untuk penggunaan kaset
sinar-X (jika memakai film sinar-X yang terbungkus karton/amplop kedap cahaya
nilai mAs diperlukan lebih besar)
Catatan: Pemakaian tegangan tabung. ±10 kVp
dari kVp maksimum yang ada pada pesawat dimaksudkan agar tidak terjadi
over-voltage
f. Proses film
selanjutnya untuk mengetahui ada atau tidaknya kebocoran radiasi berikut
besarnya nilai kebocoran tersebut
g. Catat besarnya paparan
radiasi yang terbaca pada read out electrometer.
Frekuensi Uji
1 (satu) tahun sekali atau
setelah perbaikan atau perawatan rumah tabung dan kolimator.
Penilaian dan Evaluasi
Nilai maksimum yang diperkenankan terjadinya kebocoran radiasi
adalah 1 mGy per 1 jam pada jarak 1 m ketika tabung sinar-X beroperasi pada
tegangan maksimum rata-rata dan arus tabung kontinu maksimum. Spesifikasi beban
tabung yang dikeluarkan oleh pabrik akan diperlukan sebagai referensi (SA
1975:2000, Health Departement of Western Australia). Periksa dengan teliti
film-film yang telah diproses, jika rumah tabung berfungsi sebagai pelindung
(shielding) yang efektif maka pada film tidak ada efek kebocoran radiasi
(penghitaman). Dengan demikian hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dapat
dikoreksi sesuai persyaratan dimaksud.
1. Uji
Tegangan Tabung Sinar-X
Tujuan
Untuk menentukan keakuratan dari tegangan
tabung.
Alat dan Bahan
1. KV meter digital atau
penganalisis berkas sinar-X yang non-invasif.
2. Meteran
Cara Kerja
1. Pastikan bahwa setiap
prosedur pemanasan tabung pesawat sinar-X yang diperlukan telah diikuti.
2. Semua filtrasi yang
berupa tambahan maupun yang ditempatkan pada arah berkas sinar-X harus dicopot
atau disetel dengan nilai minimum, kecuali yang memang telah ditetapkan oleh
pabrik pembuat sebelum meneruskan uji ini.
3. Letakkan detektor pada
titik tengah bidang uji atau sesuai dengan ketentuan penempatan detektor yang
tertera pada buku petunjuk penggunaan detektor tersebut. Ukur dan catat jarak
antara detektor ke sumber radiasi.
4. Aturlah letak pengatur
garis tegangan agar tepat (LV Kompensator). Gunakan 70 kVp, 20 mAs (atau yang
paling dekat). Hal ini bisa menunjukkan beberapa ciri yang tidak lazim yang
mungkin berpengaruh terhadap pengukuran tegangan tabung. Untuk pesawat sinar-X
dengan sistem setengah gelombang (half wave) atau penuh (full wave), maka uji
perlu dimulai dengan pengukuran 100 ms setelah eksposi awal untuk mengetahui
ketidakstabilan di dalam arus tabung.
5. Lakukan beberapa kali
pengukuran, dimulai dengan 60 kVp dan meningkat terus dengan interval 10 kVp
sampai nilai maksimum (untuk pesawat sinar-X yang usianya telah tua, pengujian
dihentikan pada nilai 10 kVp kurang dari maksimum). Gunakan waktu
eksposi/paparan (exposure time) ≥ 0,1 s dan lebih disukai ≤ 0,2 s. Lakukan
pengukuran keluaran sinaran (exposure output measurements) secara serempak
dengan pengukuran kVp pada masing-masing tingkatan kVp.
Catatan: Untuk pesawat sinar-X dengan
kelengkapan ukuran fokus besar dan kecil, direkomendasikan bahwa fokus besar
harus digunakan untuk rentang kVp terukur dengan pengulangan pengukuran sampai
3 kali menggunakan fokus kecil pada rentang 60 dan 80 kVp. Pastikan bahwa
pengukuran dilakukan pada rentang tegangan yang disarankan, terutama pada
pesawat sinar-X untuk pemeriksaan balita.
6. Pilih satu nilai
tengah kisaran kVp, sebaiknya 70 kVp, lalu waktu penyinaran antara 0,1 - 0,2 s,
dan ulangi pengukuran ini dengan menggunakan rentang mA yang cocok dengan nilai
kVp tersebut (faktor eksposi efektif).
Frekuensi Uji
Dilakukan saat uji
kesesuaian, setiap 2 tahun sekali atau ketika mengalami pemindahan pesawat
sinar-X.
Penilaian dan Evaluasi
Harap diperhatikan betul
bahwa tegangan tabung yang diperoleh adalah nilai rerata dari tegangan puncak
di sepanjang angka sampel (kVp rerata). Beberapa alat pada pesawat sinar-X
menampilkan beberapa parameter tegangan tinggi yang berbeda seperti kVp
maksimum, kV efektif, dll. Tegangan tabung harus mampu dengan baik mengikuti
aturan yang dipersyaratan yaitu pada saat nilai pengukuran 100 ms dari nilai
eksposi awal. Termasuk dalam kesalahan instrumen ukur atau tegangan tabung
gagal sesuai jika nilai pengukuran yang diperoleh berbeda dengan nilai angka
atau nilai set tegangan tabung sebesar > ± 6,0% untuk tegangan kurang dari
atau sepadan dengan 100 kVp atau > ± 6,0 kVp untuk tegangan yang lebih besar
dari 100 kVp. Bentuk gelombang sinaran digunakan untuk menentukan bahwa
pengukuran tidak dipengaruhi oleh setiap ciri bentuk gelombang yang tidak
biasa.
Hal ini bisa jadi berupa
puncak tegangan, keluaran yang tidak konsisten, bentuk gelombang sinaran yang
menaik dll. Suatu kenaikan bentuk gelombang sinaran bisa diartikan dengan
kurangnya pemanasan awal filamen tabung dan berakibat timbulnya bentuk tegangan
yang tidak seragam terhadap periode tertentu dari paparan. Naiknya bentuk
gelombang dapat pula dikaitkan dengan ketidaksesuaian nilai hambatan listrik
antara pesawat sinar-X dengan suplai listrik. Bila terjadi keadaan seperti ini,
maka perlu mendapat perhatian tetapi jangan dikaitkan dengan terjadinya masalah
pada keakuratan tegangan tabung.
Keluaran sinaran di atas
rentang tegangan tabung dapat digunakan untuk membandingkan keluaran dari
tabung dan pembangkit yang berbeda tetapi masih di dalam suatu departemen.
Untuk nilai mA dan s yang tetap atau nilai mAs yang tetap, maka suatu grafik
logaritma dari kVp berbanding dengan grafik logaritma keluaran harus merupakan
suatu garis lurus, khususnya pada nilai 50 kVp dan 100 kVp, dengan nilai
koefisien koreksinya adalah r2 ≥ 0,99. Nilai gradien dari grafik
semacam itu bervariasi antara 2,0 sampai 2,8. Nilai deviasi yang signifikan
dari titik pengukuran pada linieritas titik tersebut berarti menunjukkan
terjadinya kelainan pada pembangkit pesawat sinar-X. Padanan : Radiation =
sinaran Half wave = gelombang separuh. Exposure = paparan
B.
Quality Contol (QC) generator performance
(akurasi kVp, linierisasi mA, ketepatan eksposi, HVL)
Generator adalah salah satu
dari elemen dari sistem pembangkit sinar-X. Ketidak konsistensian produksi/keluaran
sinar-X dari tabung sinar-X yang dibangkitkan oleh suatu generator pembangkit,
sangat dipengaruhi oleh parameter teknis antara lain kualitas tegangan suplai, kV, mA dan waktu.
(t). Besarnya keluaran radiasi yang tidak konsisten akibat akibat dari kinerja
parameter teknis yang tidak baik berpengaruh langsung terhadap variasi-variasi
baik kualitas gambar, kualitas atau kuantitas radiasi yang diproduksi dan
dosis.
Untuk itu sangatlah penting
memonitor parameter-parameter tersebut khususnya kV, mA, dan waktu eksposi (t),
reprodusibilitas sinar-X, dan kecukupan nilai HVL tabung sinar-X
a.
Uji Akurasi kVp
Voltase tabung sinar-X mempunyai efek yang signifikan terhadap kontras
gambar, densitas optik dan juga dosisi radiasi kepada pasien.
Oleh
karena itu pemilihan kV pada meja kontrol seharusnya memproduksi out kVp dengan
tingkat energi radiasi sinar-X yang proposional. Kejadian tidak proposionalnya
energi sinar-X yang keluar dengan setting kVp pada kontol merupakan indikasi
ketidakakuratan nilai kVp.
Variasi perbedaan setting kvP dengan kualitas`berkas`sinar-X masih
diperkenankan s.d ± 4 kVp dari nilai sesungguhnya.
Pengujian terhadap akurasi kVp dapat dilakukan dengan alat ” wisconsin
test cassete ” atau ’ Digital kVp meter`seperti terlihat pada gambar berikut.
a.
Uji linieritas mA (mA Exposure
time linierity dan reciprocity)
mA selektor pada generator sinar-X adalah digunakan untuk mengatur
temperatur filamen tabung sinar-X, sepanjang waktu eksposi radiasi terjadi.
Lebih penting lagi mA selektor menentukan kuantitas dari radiasi sinar-X yang
terjadi dalam suatu berkas sinar. Dengan demikian maka akurasi nilai mA yang
dipilih adalah sama pentingnya dengan akurasi timer eksposi (waktu eksposi).
Satu metode untk pengujian akurasi mA yang dapat dilakukan adalah dengan
membuat satu eksposi radiasi sambil mencermati mas meter pada panel kontrol.
Metode terbaik selain ini adalah dengan menguji resiprok dan kelinieran dari
mA.
Reciprok berati : Eksposi dilakukan pada nilai mAs yang sama diperoleh
dengan
kombinsi mA
dan S yang berbeda.
Output
Radiasi seharusnya adalah sama sepanjang kVp yang digunakan dijaga pada posisi
konstan. Untuk menghitung nilai resiprok dari suatu eksposi radiasi maka dapat
digunakan rumus sbb:
Reciprocity varience = ( mR/mAs max-mR/mAs min) : 2
mR/mAs rata-rata
Variasi
resiproksiti masih diperkenankan pada prosentase ± 10 %
Dikatakan
bahwa resiprok generator adalah baik bila perhitungan variancenya adalah lebih
kecil dari 10 %. Alat untuk mengukur eksposi dan mengitung resiprok dapat
mengunakan dosimeter saku atau menggunakan Al.
Linierity
Linierity berarty bahwa peningkatan yang teratur dalam nilai mas
seharusnya memproduksi peningkatan yang teratur dalam nili eksposur yang di
ukur. Dengan kata lain, jika kita mengatur 70 kv an 10 mas untuk memproduksi
eksposi sebesar 50 mR pada dosimeter, maka selanjutnya bila kita mengatur 70
kV, 20 mAs untuk alat yang sama seharusnya memproduksi nilai eksposi sebesar
100 mR, tentunya bila mA station dan timer sudah terkalibrasi. Variasi
linierity masih diperkenankan antar ± 20 %.
Pengukuran linierity dapat dilakukan seoerti apa yang di kerjakan pada pegukuran
recprocity atau dengan cara yang sama dngan ruus sbb:
Linierity varience = ( mR/mAs max-mR/mAs min) : 2
mR/mAs rata-rata
Apabila hasil pengulangan/
penghitungan linierity pada kisaran lebih kecil dari 10 % maka dapat dikatakan
bahwa linierity sementara adalah baik. Promlem yang sering di jumpai di
lapangan bahwa buruknya linierity suatu system karena buruknya timer, rektifier
yang buruk.
b.
Uji waktu
eksposi (Akurasi Timer)
Waktu eksposi secara langsung mempengaruhi kuantitas keseluruhan dari
radiasi sinar-X yang keluar dari tabung sinar-X. Dengan demikian, keakuratan
waktu eksposi adalah bersifat kritikal bilamana dikehendaki eksposi terhadap
radiograf memadai dengan dosis radiasi yang beralasan terhadap pasien.
Variabilitas yang di perbolehkan untuk akurasi waktu eksposi adalah ± 5 %
untuk penggunaan waktu eksposi lebih b esar dari 10 mA, dan ± 20 % untuk eksposi lebih kecil dari
10 mS.
Cara termudah untuk mengukur akurasi nilai waktu eksposi adalah dengan
menggunakan dengan menggunakan”digital timer meter atau multi funtion meter”.
Namun demikian bila fasilitas radiologi tidak memiliki peralatan non invansif
semacam ini, sebuah alat sederhana yang dikenal dengan ” Spinning Top Device”
guna menggukur akurasi waktu eksposi pada suatu sistem generator pembangkit
sinar-X.
Bila generator sinar-X adalah half wave rectifier ( penghantar setengah
gelombang) maka untuk menghitung atau mengkonversi waktu eksposi yang
sesungguhnya adalah dengan cara:
Banyaknya titik hitam = waktu
eksposi (secons) x 60 )
Selanjutnya bila generator yag dimiliki full have rektifier (penghantar
gelombang penuh) Maka,
Banyaknya titik hitam = waktu
eksposi (secons) x 120
Pengujian dengan spining top
sebaiknya menggunakan pengaturan waktu pada 1/10, 1/20, 1/30 & 1/40 untuk
peralatan dengan phasa tunggal. Untuk peralatan dengan fassa tiga atau hight
frequency generator. Produksi sinar-X sudah konstan, sehinnga gambaran spining
top akan berupa busur melingkar dan bahan gambaran titik. Karena alasan ini
maka alat manual spining top tidak bisa digunakan, dan harus menggunakan alat
ukur yang dilengkapi dengan penggerak motor elektrik (syncronous spining top
devices.
a.
(Uji
Kecukupan HVL / Uji Kecukupan Filter)
Filtrasi sinar-X yang baik adalah bila kondisi low energi level dapat
tereduksi dan tidak mencapai pasien atau pada film.Dosis radiasi pasien akan
meningkat s.d 90 % bila fluktuasi sinar-X dalam kondisi yang tidak memadai.
Penyerapan berlebihan terhadap fiamen tabung sebagai salah satu penyebab utama
perubahan inherent filter, yang pada gilirannya mengurangi kecukupan filter
radiasi pada suatu tabung sinar-X. Metode terbaik untuk mengukur kecukupan
filter adalah dengan uji HVL (Half-Value-Layer). Sebuah dosimeter saku dapat
digunakan untuk menguji kecukupan filter. Data yang diperoleh selanjutnya dapat
di plot dengan semilog grafik (fungsi mR terhadap ketebalan filter).
Bila HVL ≤ 2,3 m pada 80 kVp
maka perlu dikalibrasi.
- Quality Contol (QC) Kolimasi Pesawat Sinar-X
Kolimator atau sering
disebut dengan Light Beam Diaphragm (LBD), diperlukan radiografer untuk
memberi panduan bagi dirinya agar mengetahui arah pusat sinar dan ukuran luas
lapangan radiasi yang akan dipergunakan dalam pemotretan radiografi. Dengan
alat bantu yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari tabung sinar-x ini,
radiografer akan dengan mudah mengarahkan pusat sinar-X atau membidikan titik
bidik bagi suatu pemotretan radiografi. Uji kinerja terhadap kolimator sangat
diperlukan guna meyakini keakuratan kerjanya. Pengukuran-pengukuran terhadap
keseuaian luas lapangan cahaya kolimator dengan luas lapangan radiasi, ketepatan
jatuhnya titik bidik dari pusat sinar-X pada pertengahan lapangan sinar-X akan
menunjukan ujuk kerja (performance) dari kolimator suatu tabung sinar-X.
1) Frekuensi
:
-
Setiap setengah tahun (semiannually)
-
Setiap selesai perbaikan fisik terhadap system
kolimasi sinar
-
Bila diperlukan
2) Alat
yang digunakan:
-
Sebuah kaset sinar-x ukuran 18 x 24 cm yang
sudah terisi film
-
Collimator and Beam Alignment Test Tool (Alat
Uji Ketepatan Kolimator dan Berkas Sinar-X) buatan pabrik atau alat sederhana
berupa 8 koin atau paper clips
-
Marker Pb atau 9 koin
3) Metode:
-
Pastikan bahwa meja datar dan CR 90� (Tegak
Lurus) permukaan meja pemeriksaan (gunakan waterpass)
-
Tempatkan Collimator and Beam Alignment Test
Tool di atas kaset yang terisi film
diatas meja pemeriksaan
-
Pastikan plat uji berada ditengah kaset dan bola
baja pada silinder berada dipertengah plat tersebut, perhatikan marker titik
hitam pada plat berada pada searah posisi bersebelahan dengan petugas
-
Atur FFD (SID) 100 cm dan nyalakan lampu
kolimator dengan menentukan CP pada pertengahan plat/bola baja pada silinder
-
Atur kondisi pemotretan kurang lebih pada kV 57
dan mAs 10, atau kondisi pemotretan yang menghasilkan densitas optik cukup
dapat dilhat oleh mata
-
Proses film
-
Catat data yang diperoleh
4) Evaluasi
:
-
Analisa film hasil uji kolimator untuk
masing-masing variasi yang mungkin terjadi pada shutter kolimator pada sumbu X dan Y. Kolimator direkomendasikan
baik bila variasi dari parameter shutter X dan Y lebih kecil dari 2 % FFD yang
digunakan pada saat pengujian
-
Analisa pada film yang sama untuk variasi yang
mungkin terjadi pada ketepatan pusat berkas sinar (beam alingment accuracy).
Perhatikan bila gambaran bola baja yang berada pada posisi bagian atas silinder
masih berada dalam radius 3 derajad maka dapat dikatakan bahwa kondisi pusat
berkas sinar masih konsisten berada ditengah-tengah luas lapangan sniar.
5) Tindakan:
-
Perbaiki atau menghubungi teknisi
-
Tes kembali
-
File laporan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelaksaan radiografi dibutuhkan QA
(Quality Asrance) and QC (Quality control) untuk memaksimalkan hasil radiografi
dan meminimalisir dosis radiasi serta biaya dalam radiografi. QA (Quality
Asurance) pokok program QA adalah akurasi dan ketepatan waktu
diagnosis pasien. Sedangkan penerapan program QC sebagai bagian dari program QA
radiologi dilakukan dengan tujuan untuk mendukung program QA yakni dalam aspek
pengendalian parameter performa (kinerja) fisis pesawat atau peralatan
pendukung lainnya melalui pengujian-pengujian dan pendokumentasian data secara
rutin dan periodik oleh internal bagian radiologi yaitu 3 bulan, 6 bulan, atau
1 tahun sekali, setiap
generator dan sistem radiografi harus dikalibrasi dan menjalani program QC
paling sedikit setiap satu tahun sekali.
Pengujian
dilakukan 6 bulan sekali untuk upaya preventif menjaga mutu atau juga harus
dilakukan secepatnya pada alat yang baru dipasang dan setelah alat diservis
karena dapat mempengaruhi kualitas radiograf dan keluaran radiasi dari
peralatan radiografi tersebut.
Sebagai contoh QC (Quality Control) dalam radiografi adalah QC pada
pesawat sina X (generator pesawat sinar X). Hal-hal yang dilakkan dalam
melakukan QC pada generator pesawat sinar X adalah :
§ Uji
Akurasi kVp
§ Uji
Linearitas mA
§ Uji
Akurasi Waktu Eksposi
§ Uji
Kecukupan HVL / Filter
B.
Saran
Diharapkan
setiap radiografer selalu menerapkan QA
(Quality Assurance) dan QC (Quality Control) dalam setiap pekerjaannya terutama
pada pesawat radiologi konvensional, sehingga dapat menghasilkan suatu standar
pesawat sinar-x konvensional yang layak untuk digunakan dalam bidang
radiodiagnostik.
Daftar Pustaka
Bushong,
S. C. 2008. Radiologic Science For
Technologist, Ninth Edition. Canada: Mosby Co.
Carlton,
RR and Adler, A. Mc Kenna. 1992. Principles of Radiographic Imaging On Art
and Science. Newyork. Delmor Publisher Inc
Hadi, Wira. 2013. QA/QC Peralatan Sinar-x Konvensional Diagnostik Radiologi. Artikel sumber: http://khazanahradiografer.blogspot.com/2012_02_01_archive.html
Irmawati, Fetty Dwi. 2009. Makalah
Instrumental Nuklir Pesawat Sinar-X. Artikel sumber: http//www.
Scribd.com/doc/21891859/sinarx
Jauhari,
Arif. 2000. Program Jaminan Mutu Bidang
Radiografi. Jakarta. Pusat Kajian Radiografi dan Imaging
Laughlin,
John S. 1978. Basic Quality Control In Diagnostic Radiology. New York. American
Association of Physicists in Medicine
Palmer,
Heater, 1977. An Introduction to Quality Assurance In Healt Care. E-book
sumber:www.books.google.co.id/books?id=R9ShGwaacaaj&dq=an+introduction+to+quality+assurance+in+healthcare+heather+palmer&hl=en&sa=&ei=wbqswuaablylbraeoq4cybw&redir_esc=y
Radiological
Council of Western Australia. 2000. Diagnostic X-ray Equipment Compliace
Testing. Australia Health Departement Western Australia
Rumhadi,
eddy. 2012. Uji Kesesuaian Pesawat
Sinar-x Radiologi Diagnostik. Artikel sumber: www. Babehedi.com
Rumhadi,
eddy. 2012. X-ray Instrumentation .
Artikel sumber: www. Babehedi.com
Suhartono.
2011. Bahan Ajar Fisika Radiasi. Jakarta. Politeknik Kesehatan Jakarta
II
Vincent
Gaspersz. 2006. Total Quality Management (TQM) Untuk Praktisi
Bisnis dan Industri. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Wijono, D. M. S., 2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga
University Press, Surabaya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmenarik...
BalasHapus