BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk
hidup yang dianugerahi dengan sistem metabolisme tubuh yang sangat kompleks.
Dalam tubuh manusia terdiri berbagai macam system yang membentuk satu kesatuan
yang utuh hingga manusia dapat menjalankan siklus kehidupan.
Salah satu system yang
paling berperan penting dalam siklus kehidupan adalah system pencernaan. Semua organisme memerlukan suplai tetap
zat-zat berenergi tinggi, yang dikenal sebagai makanan, untuk meyediakan
bahan bakar bagi kebutuhan-kebutuhan fungsionalnya.
Pencernaan makanan adalah
aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan kelenjar-kelenjarnya
dalam suaatu proses memersiapkan makanan untuk dapat diserap oleh usus. Suatu
kehidupan yang dihayati oleh organisme akan dapat dipertahankan bila makanan
dalam jumlah cukup dapat dipasok dan dapat digunakan bagi berlangsungnya suatu
reaksi oksidatif yang dapat menghsilkan energi dan juga bagi keperluan tubuh
atau bagian tubuh guna perbaikan, pertumbuhanm dan reproduksi.
Dalam makalah ini,
penulis akan membahas mengenai proses sistem pencernaan dari awal (mulut)
hingga akhir (anus) keluar dari tubuh menjadi ampas.
B. TUJUAN PENULISAN
a.
Untuk mengetahui tahapan-tahapan proses pencernaan yang
dialami manusia
b.
Untuk memberitahu
pembaca anatmi fisiologi dari proses pencernaan
C. MANFAAT PENULISAN
a.
Pembaca dapat mengantisipasi jika terjadi masalah pada
pencernaan karena sudah mengetahui prosesnya
b.
Pembaca dapat
mengetahui bagian dan fungsi dari alat pencernaan pada tubuhnya
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
Sistem pencernaan (digestive) atau sistem
gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) merupakan sistem organ
dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan
terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan
kandung empedu.
B.
Anatomi dan fisiologi
Dalam sistem pencernaan
terjadi proses ingesti, digesti, absorpsi,
metabolisme, dan ekresi.
INGESTI
Ingesti adalah suatu proses masuknya makanan
dan cairan dari lingkungan ke dalam tubuh melalui proses menelan baik melalui
koordinasi gerakan volunter dan involunter.Tahap pertama adalah koordinasi otot
lengan dan tangan membawa makanan ke mulut terjadi proses mengunyah yaitu
proses penyederhanaan ukuran makanan yang melibatkan gigi,otot mulut,gusi dan
lidah.
Tahap selanjutnya
adalah setelah makanan dikunyah adalah proses menelan,merupakan bergeraknya
makanan dari mulut ke esofagus menuju lambung.Proses ini terjadi secara refleks
akibat penekanan pada bagian faring.
Organ-organ sistem pencernaan:
1. Mulut, Merupakan
sebuah rongga yang dibatasi pipi, bibir, palatum, lidah pada bagian dasar dan bersambung dengan
faring pada bagian posterior. Pada
mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar saliva.
Refleks Menelan
o
Bolus
makanan didorong oleh lidah ke bagian posterior
o
Palatum
lunak menutup saluran hidung
o
Epiglotis
menutup laring dan trakhea
o Makanan masuk ke esophagus
2.
Kerongkongan (Esofagus), Merupakan
tabung berotot dengan panjang 20-25 cm,dimulai dari faring,thoraks,menembus
diafragma,dan masuk kedalam abdomen bersambung dengan lambung,terletak di
belakang trakhea di depan vertebra.Esofagus terdiri atas 4 lapisan
yaitu:jaringan ikat yang longgar,2 lapis otot sirkuler dan longitudinal,lapisan
sub mukosa,dan mukosa.
Pada esofagus terjadi gerakan
peristaltik,sehingga bolus makana masuk ke lambung dikarenakan juga oleh adanya
gaya gravitasi.
3. Lambung, Merupakan
lapisan peritoneal yang juga lapisan serosa,dan lapisan ototnya terdiri
dari:Lapisan longitudinal,sirkuler,dan obliq.Lapisan sub mukosa nya terdiri
dari areolar yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfa.
Kelenjar pada lambung:
· glandula cardiaceae,menghasilkan mukus
· glandula gastricae,menghasilkan pepsin dan asam
lambung (HCL)
· glandula pyloricae,menghasilkan hormon
Pencernaan pada lambung:
Terjadi gerakan pada lambung yang berfungsi mencampur makanan dengan sekret
lambung dan mengosongkan makanan,makanan yang bercampur dengan sekret menjadi
chyme.Sekresi lambung:mukus,asam lambung,tripsin,lipase, amilase dan protease.
DIGESTI
Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia
pada makanan yang di bawa kedalam lambung dan usus halus.Pada proses ini
terjadi penyederhanaan ukuran makanan sampai dapat di absorbsi oleh intestinal.
Ringkasan proses digesti protein,lemak dan karbohidrat:
·
Digesti
Karbohidrat: Proses dimulai
pada mulut,dibantu oleh enzim ptialin yang mengubah amilum menjadi
maltosa.Proses dibantu oleh enzim amilaseyang dihasilkan pankreas.Lalu
proses ini dilakukan di usus halus melalui proses mekanik dan kimiawi.
·
Digesti protein:Pada
digesti proteindi lambung, terjadi pengubahan protein menjadi pepton oleh enzim
pepsin. Pepton kemudian didigesti lagi menjadi peptida yang lebih kecil di
duodenum oleh enzim tripsin yang di hasilkan pankreas.Peptida didigesti lagi
menjadi asam amino yang siap untuk diabsorbsi
·
Digesti
Lemak : Pada proses awal
digesti lemak,lemak tersebut diemulsi di lambung,lalu diurai menjadi asam lemak
dan gliserol oleh enzim lipase yang dihasilkan pankreas.Hasil penguraian akan
diabsorbsi di usus, Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan
enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida (HCl) menciptakan suasana yang
sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
Prekursor
pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Enzim yang di hasilkan lambung yaitu
pepsinogen,renin,dan lipase.Pepsinogen diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin untuk
memecah protein menjadi proteosa dan pepton.Renin berfungsi untuk menggumpalkan
susu dan hanya terdapat pada neonatus.Enzim lipase berfungsi untuk memecah
sebagian kecil lemak.
4.
Kandung empedu
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah
sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.Empedu memiliki 2
fungsi penting yaitu: membantu pencernaan dan penyerapan lemak dan berperan
dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
5. Usus halus (usus kecil), bagian
dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah
dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M
Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum). Di dalam usus halus terdapat
getah pankreas,getah usus dan empedu.Getah pankreas (pH 7.5-8) diproduksi
pankreas atas rangsangan hormon-hormon yang di produksi sel-sel duodenum/jejunum.
Enzim yang dihasilkan pankreas:
·
Tripsin
dan kimotripsin,untuk memecah
protein/proteosa/pepton menjadi
polipeptida
·
Karboksipeptidase,untuk melepaskan asam amino ujung terminal C
rantai polpeptida
·
Amilase,memecahkan amilum menjadi maltose
·
Lipase,memecahkan lemak menjadi asam lemak dan
gliserol
·
Ribonuklease
dan deoksiribonuklease,memecah
DNA dan RNA
·
Fosfatase,memecah zat-zat fosfat organik menjadi asam
fosfat dan zat organik.
6.
Usus dua belas jari
(Duodenum)
Dinding duodenum tersusun atas 4
lapisan:
1.
Lapisan paling luar yang dilapisi peritoneum, disebut
serosa.
Merupakan kelanjutan dari peritoneum,
tersusun atas selapis pipih sel-sel mesothelial diatas jaringan ikat longgar.
2.
Lapisan muskuler (tunika muskularis) tersusun atas
serabut otot longitudinal ( luar) &sirkuler (dalam). Pleksus myenterikus
Aurbach terletak diantara kedua lapisan ini. Pleksus Meissner’s ditemukan
didalam submukosa di antara jaringan ikat longgar yang kaya akan pembuluh darah
dan limfe.
3.
Submukosa, Terdapat
kelenjar Brunner yang bermuara ke krypta Lieberkuhn melalui duktus sekretorius.
Sekresi kelenjar Brunner bersifat visceus , jernih, dengan pH alkali ( pH 8,2 –
9,3 ), berguna melindungi mukosa duodenum terhadap sifat korosif dari gastric
juice. Epitel kollumnernya mengandung 2 jenis sel: mucus secreting suface cell
– HCO3- secreting surface cell dan absorptive cell.
4.
Mukosa, yang merupakan lapisan dinding yang paling
dalam. Terdiri dari 3 lapisan:
lapisan dalam adalah muskularis mukosa , lapisan tengah adalah lamina propria,
lapisan terdalam terdiri dari selapis sel-sel epitel kolumnar yang melapisi
krypte dan villi-villinya. Fungsi utama krypte epitelum ialah (1)
pertumbuhan sel ; (2) fungsi eksokrin, endokrin, dan fungsi sekresi ion dan air
; (3) penyerapan garam, air dan nutrien spesifik. Krypte epitelium paling
sedikit tersusun atas 4 jenis sel yang berbeda ; Paneth, goblet,
undefferentieted cell dan sel-sel endokrin. Pada bagian pertama duodenum ditutupi
oleh banyak lipatan sirkuler yang di namakan plica circularis, tempat saluran
empedu & duktus pancreatikus mayor menembus dinding medial bagian ke dua
duodenum. Duktus pankreatikus accesorius (bila ada) bermuara ke duodenum pada
papila yang kecil yang jaraknya sekitar 1,9 cm di atas papilla duodeni
mayor. Dinding duodenum sebelah posterior dan lateral letaknya retoperitoneal
sehingga tidak ditemukan lapisan serosa
Duodenum berfungsi :
Motilitas.
Pengatur pemacu potensial berasal dari dalam duodenum, mengawali kontraksi, dan
mendorong makanan sepanjang usus kecil melalui segmentasi (kontraksi segmen
pendek dengan gerakan mencampur ke depan dan belakang) dan peristaltik (migrasi
aboral dari gelombang kontraksi dan bolus makanan). Kolinergik vagal bersifat
eksitasi. Peptidergik vagal bersifat inhibisi. Gastrin, kolesistokinin, motilin
merangsang aktivitas muskular; sedangkan sekretin dan dihambat oleh glukagon.
Pencernaan dan Absorpsi
Lemak Lipase pankreas menghidrolisis
trigliserida. Komponen yang bergabung dengan garam empedu membentuk micelle.
Micelle melewati membran sel secara pasif dengan difusi, lalu mengalami
disagregasi, melepaskan garam empedu kembali ke dalam lumen dan asam lemak
serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian membentuk kembali trigliserida
dan menggabungkannya dengan kolesterol, fosfolipid, dan apoprotein membentuk
kilomikron. Asam lemak kecil memasuki kapiler menuju ke vena porta. Garam
empedu diresorbsi ke dalam sirkulasi enterohepatik diileum distal. Dari 5 gr
garam empedu, 0,5 gr hilang setiap hari, dan kumpulan ini bersirkulasi ulang
enam kali dalam 24 jam.
Protein didenaturasi oleh asam
lambung, pepsin memulai proteolisis. Protease pankreas (tripsinogen, diaktivasi
oleh enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase), lebih
lanjut mencerna protein. Menghasilkan asam amino dan 2-6 residu peptida.
Transpor aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel-sel absorptif.
Karbohidrat. Amilase pankreas dengan cepat mencerna karbohidrat dalam duodenum.
Air dan Elektrolit. Air, cairan empedu, lambung, saliva, cairan usus adalah
8-10 L/hari, kebanyakan diabsorpsi. Air secara osmotik dan secara hidrostatik
diabsorpsi atau secara pasif berdifusi. Natrium dan klorida diabsorpsi
berpasangan dengan zat terlarut organik atau dengan transpor aktif. Bikarbonat
diabsorpsi dengan pertukaran natrium/hidrogen. Kalsium diabsorpsi melalui
transpor aktif dalam duodenum, jejunum, dipercepat oleh PTH dan vitamin D.
Kalium di absorpsi secara pasif.
- Fungsi Endokrin
Mukosa usus kecil melepaskan sejumlah
hormon ke dalam darah (endokrin ) melalui pelepasan lokal (parakrin) atau
sebagai neurotransmiter.
- Sekretin, Suatu asam amino 27 peptida dilepaskan oleh mukosa usus kecil melalui asidifikasi atau lemak. Merangsang pelepasan bikarbonat yang menetralkan asam lambung, rangsang aliran empedu dan hambat pelepasan gastrin, asam lambung dan motilitas.
- Kolesistokinin., dilepaskan oleh mukosa sebagai respons terhadap asam amino dan asam lemakà kontraksi kandung empedu dengan relaksasi sfingter Oddi dan sekresi enzim pankreas. Bersifat trofik bagi mukosa usus dan pankreas, merangsang motilitas, melepaskan insulin.
- Fungsi Imun, mukosa mencegah masuknya patogen. Sumber utama dari imunglobulin, adalah sel plasma dalam lamina propria. Sel-sel M menutupi limfosit dalam bercak Peyer yang terpanjang pada antigen, bermigrasi ke dalam nodus regional, ke dalam aliran darah, kemudian kembali untuk berdistribusi kedalam lamina propria untuk meningkatkan antibodi spesifik.
7.
Usus Besar (Kolon), Sel mukosa usus besar menghasilkan mukus, selain itu dalam lumen usus besar terdapat
banyak mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan sintesis vitamin K. Dalam proses fermentasi terjadi pengubahan
karbohidrat manjadi karbomdioksida, hidrogen, dan metan, sedangkan
asam amino diubah menjadi amina seperti indol,skatol dan lain-lain.
·
Absorbsi
Absorbsi merupakan proses nutrien diserap usus
melalui saluran darah dan getah bening menuju ke hepar .Di lambung hanya terjadi absorbsi alkohol,pada
usus halus terjadi proses utama yaitu 90% dari nutrien yang sudah dicerna dan
sedikit absorbsi air.
Secara spesifik ,absorpsi yang terjadi di
usus halus adalah Pada
usus halus bagian atas mengabsorbsi vitamin yang larut dalam air,asam lemak,dan
gliserol,natrium,kalsium.Fe,serta klorida.Usus halus bagian tengah mengabsorbsi
monosakarida,asam amino,dan zat lainnya.Sedangkan usus halus bagian bawah
mengabsorbsi garam empedu dan vitamin B12.Absorpsi air paling banyak dilakukan
pada kolon.
·
Absorbsi
Nutrien
o
Absorbsi karbohudrat : Karbohidrat diabsorbsi dalam bentuk
monosakarida terutama glukosa,galaktosa,fruktosa.Absorpsi terjadi secara
transpor aktif untuk glukosadan galaktosa dan secara difusi untuk fruktosa.
o
Absorbsi protein : Protein diabsorbsi dalam bentuk asam amino
secara transpor aktif
o
Absorbsi lemak : Lemak diabsorbsi dalam bentuk asm lemak dan
gliserol dengan bantuan asam empedu masuk ke dalam sel mukosa usus halus.
o
Metabolisme adalah prose akhir penggunaan makanan dalam
tubuh yang memmeliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan
sejak diserap oleh tubuh hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai
sampah. Glukosa yang merupakan hasil akhir digesti
karbohidrat akan mengalami proses oksidasi dan menghasilkan kalori,energi.dan zat
buangan seperti karbondioksida.Bila glukosa ini tidak dapat dipakai sebagai
sumber energi,maka glukosa akan mengalami proses glikogenesis dan menghasilkan
glikogen yang disimpan di hepar dan otot.Bila sewaktu-waktu glukosa kurang,maka
glikogen diubah kembali menjadi glukosa (glikolisis). Protein oleh tubuh
digunakan untuk aktivitas dalam tubuh,sistem imun,dan normalisasi
pertumbuhan,memproduksi enzim,memelihara sel,perbaikan jaringan dan menjags
keseimbangan tubuh.Bila kekurangan protein akan menyebabkan terjadinya
edema,asites,dan gangguan pertumbuhan.
o
Eksresi adalah proses pembuangan zat-zat
sisa metabolisme dalam tubuh untuk menjaga homeostasis,caranya melalui defekasi
yaitu mengsksresi sisa metabolisme berupa feses melalui saluran cerna.Miksi
membuang sisa metabolisme dalam bentuk urin yang dikeluarkan oleh
urogenitalia.Diaforesis merupakan pembuangan zat sisa metabolisme melalui
keringat.
8.
Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere,
"meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung
usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses sedangkan Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya
dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang
merupakan fungsi utama anus. Pada
rektum dan anus terjadi proses pembuangan yang dinamakan defekasi .
Defekasi
adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau
tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan
mahkluk hidup.
Mekanisme Defekasi :
Rektum biasanya kosong sampai menjelang
defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan
membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini
disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi.
Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka
peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan dari
hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon
pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon
dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah
dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter
anus mengendor dan kerjanya berakhir (Pearce, 2002).
Jenis gelombang peristaltik yang terlihat
dalam usus halus jarang timbul pada sebagian kolon, sebaliknya hampir semua
dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh kontraksi haustrae
dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan oleh
kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten yang membutuhkan
waktu 8 sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari katup ileosekal ke
kolon transversum, sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses dan
menjadi lumpur setengah padat bukan setengah cair.
Pergerakan massa adalah jenis pristaltik
yang termodifikasi yang ditandai timbulnya sebuah cincin konstriksi pada titik
yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan cepat kolon distal
sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan
haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses dalam
segmen itu untuk menuruni kolon.
Kontraksi secara progresif menimbulkan
tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30 detik, kemudian terjadi relaksasi
selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan massa yang lain
dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian pergerakan massa biasanya
menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin timbul kembali setengah
hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong
massa feses ke dalam rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi (Guyton,
1997).
Sebagian besar waktu, rectum tidak berisi
feses, hal ini karena adanya sfingter yang lemah ±20 cm dari anus pada
perbatasan antara kolon sigmoid dan rectum serta sudut tajam yang
menambah resistensi pengisian rectum. Bila terjadi pergerakan massa ke rectum,
kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus akan timbul keinginan defekasi.
Pendorongan massa yang terus menerus akan dicegah oleh konstriksi tonik dari 1)
sfingter ani interni; 2) sfingter ani eksternus
Refleks Defekasi. Keinginan berdefekasi
muncul pertama kali saat tekanan rectum mencapai 18 mmHg dan apabila mencapai
55 mmHg, maka sfingter ani internus dan eksternus melemas dan isi feses
terdorong keluar. Satu dari refleks defekasi adalah refleks intrinsic
(diperantarai sistem saraf enteric dalam dinding rectum.
Ketika feses masuk rectum, distensi
dinding rectum menimbulkan sinyal aferen menyebar melalui pleksus mienterikus
untuk menimbulkan gelombang peristaltic dalam kolon descendens, sigmoid,
rectum, mendorong feses ke arah anus. Ketika gelombang peristaltic mendekati
anus, sfingter ani interni direlaksasi oleh sinyal penghambat dari pleksus
mienterikus dan sfingter ani eksterni dalam keadaan sadar berelaksasi secara
volunter sehingga terjadi defekasi. Jadi sfingter melemas sewaktu rectum
teregang
Sebelum tekanan yang melemaskan sfingter
ani eksternus tercapai, defekasi volunter dapat dicapai dengan secara volunter
melemaskan sfingter eksternus dan mengontraksikan otot-otot abdomen (mengejan).
Dengan demikian defekasi merupakan suatu reflex spinal yang dengan sadar dapat
dihambat dengan menjaga agar sfingter eksternus tetap berkontraksi atau
melemaskan sfingter dan megontraksikan otot abdomen.
Sebenarnya stimulus dari pleksus
mienterikus masih lemah sebagai relfeks defekasi, sehingga diperlukan refleks
lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis (segmen sacral medulla spinalis).
Bila ujung saraf dalam rectum terangsang, sinyal akan dihantarkan ke medulla
spinalis, kemudian secara refleks kembali ke kolon descendens, sigmoid, rectum,
dan anus melalui serabut parasimpatis n. pelvikus. Sinyal parasimpatis ini
sangat memperkuat gelombang peristaltic dan merelaksasi sfingter ani internus.
Sehingga mengubah refleks defekasi intrinsic menjadi proses defekasi yang kuat
Sinyal defekasi masuk ke medula spinalis
menimbulkan efek lain, seperti mengambil napas dalam, penutupan glottis,
kontraksi otot dinding abdomen mendorong isi feses dari kolon turun ke bawah
dan saat bersamaan dasar pelvis mengalami relaksasi dan menarik keluar cincin
anus mengeluarkan feses.
Refleks dalam Proses Defekasi
1. Refleks Defekasi Intrinsik
Berawal dari feses
yang masuk rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan
rangsangan pada fleksus mesenterika dan terjadilah gerakan perilstaltik.
Feses tiba di anus, secara sistematis spingter
interna relaksasi maka terjadilah defekasi
2. Refleks Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk ke
rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord.
Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke
kolon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan intensifnya peristaltik,
relaksasi spinter internal, maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh :
o
-Kontraksi otot abdomen
o
-Tekanan diafragma
o
-Kontraksi otot elevator
DAFTAR PUSTAKA
(http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/anatomi-fisiologitraktus-digestivus.html)
(http://ilmubedah.info)